BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini dikarenakan tingkat kesibukan dan
banyak kegiatan sampai waktu pun seakan dilupakan untuk mengejar kepentingan
saja. Sehingga waktu untuk istirahat pun semakin terabaikan. Ada juga yang
mengalami masalah saat memulai istirahat sehingga sangat mengganggu dalam
proses recovery tubuh. Untuk itu konsep istirahat dan tidur sangat perlu
dimengerti agar kebutuhan dasar untuk beristirahat menjadi lebih enak dan lebih
bias mengembalikan tenaga dengan baik
B.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui Pengertian Istirahat Dan Tidur
2.
Mengetahui Fisiologi Istirahat Tidur
3.
Mengetahui Tahapan Tidur
4.
Mengetahui Factor Yang Mempengaruhi Istirahat Tidur
5.
Mengetahui Gangguan Istirahat Dan Tidur
BAB II
ISTIRAHAT TIDUR
A.
Pengertian
Istirahat
dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara
optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap
individu. Secara umum,istirahat berartisuatu keadaan tenang,relaks,tanpa
tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan
berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di
taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan
tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik
yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fsiologis
tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hamper sepertiga dari
waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan
bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian
beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan
dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
B.
Fisiologi Tidur
Aktivitas
tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu : Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region(BSR). RAS di
bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi Stimulus
visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi dan proses berfikir. Pada
saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto,Wartonah,2003).
Ritme sirkadian
Setiap makhluk
hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia,bioritme ini
dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor lingkungan (mis; cahaya,
kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling
umum adalah ritme sirkadian-yamg melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal
ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah,temperature,sekresi
hormone,metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme
sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat
kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola
tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat
ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme
tersebut paling rendah (Lilis,Taylor,Lemone,1989).
C.
Tahapan Tidur
Berdasarkan
penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram
(EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu
non-rapid eye movement(NREM) dan rapid eye movement (REM).
1. Tidur NREM. tidur NREM disebut juga
sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh
orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan
orang yang sadar. Pada tidur NREM
terjadi penurunan sejumlah fungsi
fisiologi tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda
vital, metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4
tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap
III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).
2. Tidur REM. Tidur REM biasanya
terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak
senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama
tidur REM,otak cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada
tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan
tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.
Selama tidur , individu melewati
tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung
selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui emapt hingga lima siklus
selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke
tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke
tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan
II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10
menit.
D.
Faktor yang mempengaruhi kuantitas
dan kualitas tidur
Banyak
factor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah
penyakit, lingkungan,kelelahan,gaya hidup,stress emosional,stimulan dan
alcohol,diet, merokok,dan motivasi.
1.
Penyakit. Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress
fisik yang dapat menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan
waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya.di samping itu, siklus
bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
2.
Lingkungan. faktor lingkungan dapat membantu sekaligus
menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus
yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak
nyaman atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan
tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh
dengan kondisi trsebut.
3.
Kelelahan. Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola
tidur seseorang. Semakin lelah seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang
dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.
4.
Gaya hidup. Individu yang sering berganti jam kerja harus
mengatur aktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat.
5.
Stress emosional. Ansietas dan depresi sering kali
mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar
norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta
seringnya terjaga saat tidur.
6.
Stimulant dan alcohol. Kafein yang terkandung dalam beberapa
minuman dapat merangsang SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan
konsumsi alcohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika
pengaruh alcohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk.
7.
Diet. Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu
tidur dan seringnyaterjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan
dikaitkan dengan peningkatan ttal tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam
hari.
8.
Merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek
stimulasi pada tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan
mudah terbangun di malam hari.
9.
Medikasi. Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas
tidur seseorang. hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur
NREM,metabloker dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik
(mis; meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur REM dan
menyebabkan seringnya terjaga di malam hari.
10. Motivasi. Keinginan untuk tetap
terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. sebaliknya, perasaan
bosan atau tidak adanya motivasi untuk terjaga sering kali dapat mendatangkan
kantuk.
E.
Gangguan Tidur Yang Umum Terjadi
1.
Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur,
baik secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena factor
mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
a. Insomnia inisial : Kesulitan untuk memulai
tidur.
b. Insomnia intermiten : Kesulitan
untuk tetap tertidur karena seringnya terjaga.
c. Insomnia terminal : Bangun terlalu
dini dan sulit untuk tidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan
untuk mengatasi insomnia antara lin dengan mengembangkan pola tidur-istirahat
yang efektif melalui olahraga rutin, menghindari ransangan tidur di sore hari,
melakukan relaksasi sebelum tidur (mis; membaca, mendengarkan music,dan tidur
jika benar-benar mengantuk.
2.
Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang
dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum
terjadi pada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga
(mis; tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur (mis;
mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (mis; mimpi buruk),dan
lainnya (mis; bruksisme).
3.
Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari
insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini
dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf,
gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (mis;
hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai
mekanisme koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang hari.
4.
Narkolepsi
adalah gelombang
kantuk yang tak tertahankan yang muncul secara tiba-tiba pada siang hari.
Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab
pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat
yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatife
pencegahannya adalah dengan obat-obatan, seperti; amfetamin atau metilpenidase,
hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida.
5.
Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep abnea
adalah kondisi terhentinya nafas secara periodic pada saat tidur. Kondisi ini
diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam
hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari,
iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau
aritmia jantung.
BAB
III
PENUTUP
Tidur adalah status perubahan
kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun.
Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran
yang bervariasi,perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap
stimulus eksternal
Aktivitas tidur
diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki
sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran,memberi
Stimulus visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi dan proses
berfikir Tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement(NREM) dan rapid eye
movement (REM).
Factor yang mempengaruhi kualitas
maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan,kelelahan,gaya
hidup,stress emosional,stimulan dan alcohol,diet, merokok, dan motivasi. Gangguan dalam tidur dapat berupa
insomnia,parasomnia,hipersomnia,narkolepsi dan apnea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar