ACYCLOVIR
|
.: Kemasan
& No Reg :.
|
Acyclovir 200 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet),
No. Reg. : GKL0108504810A1.
Acyclovir 400 mg tablet (1 box berisi 5 strip @ 10 tablet), No. Reg. : GKL0108504810B1. |
|
.: Farmakologi
:.
|
Acyclovir adalah zat antivirus yang sangat aktif secara in
vitro melawan virus herpes simpleks (HSV) tipe I dan II, serta virus varisela
zoster. Setelah masuk ke dalam sel terinfeksi, Acyclovir terfosforilasi
membentuk senyawa aktif Acyclovir trifosfate. Tahap awal proses tergantung
pada enzim viral-coded thymidine kinase. Acyclovir trifosfate berperan
sebagai inhibitor dan sebagai substrat palsu untuk herpes-specified DNA
polymerase yang mencegah sintesis DNA virus tanpa mempengaruhi proses sel
normal.
|
|
.: Indikasi :.
|
Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh herpes simpleks pada
kulit dan membran mukosa, termasuk herpes genital awal dan kambuhan,
pencegahan infeksi herpes simpleks pada pasien immuno-compromised. Pengobatan
infeksi herpes zoster. |
|
.: Kontra
Indikasi :.
|
Pasien yang hipersensitif terhadap Acyclovir. |
|
.: Dosis :.
|
Dewasa
|
|
.: Efek
Samping :.
|
|
|
.: Peringatan
dan Perhatian :.
|
|
|
.: Interaksi
Obat :.
|
Probenecid meningkatkan t ½ obat dan AUC plasma.
|
|
.: Lain-lain
:.
|
Penyimpanan: Simpan di tempat kering pada suhu 15o – 30o C, terlindung dari cahaya. |
Penyakit Herpes ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
- Herpes Genetalis
- Herpes Zoster
Penularan Penyakit Herpes
Penularan penyakit herpes bisa saja melalui : bersin, batuk, pakaian yang terkena gelembung yang pecah (cairan yang kena pakaian). Pada penyakit Herpes Genitalis (genetalia), penularan terjadi melalui hubungan sex
Gejala Penyakit Herpes
Secara umum tanda maupungejala penyakit herpes ini adalah : demam, menggigil, sesak napas, nyeri persendian, ada bintik merah pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair, disamping itu ada kalanya disertai sakit perut.
Pengobatan Penyakit Herpes
Yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan agar tidak pecah supaya tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman yang lain, yaitu dengan cara pemberian bedak talk yang membantu melicinkan kulit.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit herpes ditujukan untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya diberikan paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet sebagai antiviral yang bertujuan untuk mengurangi demam dan nyeri.
Untuk penanganan yang lebih serius adalah dengan pengobatan terapy infus Acyclovir.
Untuk pencegahan sebaiknya seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster.
Herpes Zoster
DEFINISI
Herpes Zoster (Shingles) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan.
Herpes zoster bisa terjadi pada usia berapapun tetapi paling sering terjadi pada usia diatas 50 tahun.
PENYEBAB
Penyebab herpes zoster adalah virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air.
Infeksi awal oleh virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya virus ke dalam ganglia (badan saraf) pada saraf spinalis maupun saraf kranialis dan virus menetap disana dalam keadaan tidak aktif.
Herpes zoster selalu terbatas pada penyebaran akar saraf yang terlibat di kulit (dermatom).
Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa tahun kemudian.
Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktivan kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada sistem kekebalan akibat suatu penyakit (misalnya karena AIDS atau penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan.
Yang sering terjadi adalah penyebab dari pengaktivan kembali virus ini tidak diketahui.
GEJALA
3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih.
Penderita lainnya hanya merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.
Muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan.
Lepuhan ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena.
Lepuhan paling sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi (kanan saja atau kiri saja).
Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.
Lepuhan mulai mengering dan membentuk keropeng pada hari kelima setelah mereka muncul.
Lepuhan mengandung virus herpes zoster, yang jika ditularkan bisa menyebabkan cacar air.
Lepuhan yang lua atau menetap lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa sistem kekebalan penderita tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Suatu serangan herpes zoster biasanya memberikan kekebalan yang cukup lama sebelum terjadi serangan berikutnya; kurang dari 4% penderita yang mengalami serangan kedua.
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan gejala sisa. Tetapi bisa terbentuk jaringan parut yang luas meskipun tidak terjadi infeksi bakteri sekunder.
Jika mengenai saraf wajah yang menuju ke mata bisa menimbulkan masalah yang cukup serius.
Neuralgia pasca-herpetik
Neuralgia pasca-herpetik adanya nyeri di daerh kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena.
Nyeri ini bisa menetap selama beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya suatu episode herpes zoster.
Nyeri bisa dirasakan terus menerus atau hilang-timbul dan bisa semakin memburuk pada malam hari atau jika terkena panas maupun dingin.
Nyeri paling sering dirasakan pada penderita usia lanjut; 25-50% penderita yang berusia diatas 50% mengalami neuralgia pasca-herpetik.
Tetapi hanya 10% dari seluruh penderita yang mengalami neuralgia pasca-herpetik.
Pada sebagian besar kasus, nyeri akan menghilang dalam waktu 1-3 bulan; tetapi pada 10-20% kasus, nyeri menetap selama lebih dari 1 tahun dan jarang berlangsung sampai lebih dari 10 tahun.
Pada sebagian besar kasus, nyeri bersifat ringan dan tidak memerlukan pengobatan khusus.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang mengikuti pola dermatom pada satu sisi tubuh.
PENGOBATAN
Obat anti-virus bisa diberikan untuk memperpendek lamanya erupsi kulit, terutama pada penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
Sangat penting untuk menjaga kebersihan kulit agar tidak terjadi infeksi bakteri sekunder.
Aspirin atau kodein bisa meringankan nyeri untuk sementara waktu dan bisa diberikan jika rasa nyeri menyebabkan penderita tidak dapat tidur atau melakukan aktivitas.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye.
DEFINISI
Herpes Zoster (Shingles) adalah suatu infeksi yang menyebabkan erupsi kulit yang terasa sangat nyeri berupa lepuhan yang berisi cairan.
Herpes zoster bisa terjadi pada usia berapapun tetapi paling sering terjadi pada usia diatas 50 tahun.
PENYEBAB
Penyebab herpes zoster adalah virus varicella-zoster, virus yang juga menyebabkan cacar air.
Infeksi awal oleh virus varicella-zoster (yang bisa berupa cacar air) berakhir dengan masuknya virus ke dalam ganglia (badan saraf) pada saraf spinalis maupun saraf kranialis dan virus menetap disana dalam keadaan tidak aktif.
Herpes zoster selalu terbatas pada penyebaran akar saraf yang terlibat di kulit (dermatom).
Virus herpes zoster bisa tidak pernah menimbulkan gejala lagi atau bisa kembali aktif beberapa tahun kemudian.
Herpes zoster tejadi jika virus kembali aktif. Kadang pengaktivan kembali virus ini terjadi jika terdapat gangguan pada sistem kekebalan akibat suatu penyakit (misalnya karena AIDS atau penyakit Hodgkin) atau obat-obatan yang mempengaruhi sistem kekebalan.
Yang sering terjadi adalah penyebab dari pengaktivan kembali virus ini tidak diketahui.
GEJALA
3-4 hari sebelum timbulnya herpes zoster, penderita merasa tidak enak badan, menggigil, demam, mual, diare atau sulit berkemih.
Penderita lainnya hanya merasakan nyeri, kesemutan atau gatal di kulit yang terkena.
Muncul sekumpulan lepuhan kecil berisi cairan dikelilingi oleh daerah kemerahan.
Lepuhan ini hanya terbatas pada daerah kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena.
Lepuhan paling sering muncul di batang tubuh dan biasanya hanya mengenai satu sisi (kanan saja atau kiri saja).
Daerah yang terkena biasanya peka terhadap berbagai rangsangan (termasuk sentuhan yang sangat ringan) dan bisa terasa sangat nyeri.
Lepuhan mulai mengering dan membentuk keropeng pada hari kelima setelah mereka muncul.
Lepuhan mengandung virus herpes zoster, yang jika ditularkan bisa menyebabkan cacar air.
Lepuhan yang lua atau menetap lebih dari 2 minggu biasanya menunjukkan bahwa sistem kekebalan penderita tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Suatu serangan herpes zoster biasanya memberikan kekebalan yang cukup lama sebelum terjadi serangan berikutnya; kurang dari 4% penderita yang mengalami serangan kedua.
Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan tanpa meninggalkan gejala sisa. Tetapi bisa terbentuk jaringan parut yang luas meskipun tidak terjadi infeksi bakteri sekunder.
Jika mengenai saraf wajah yang menuju ke mata bisa menimbulkan masalah yang cukup serius.
Neuralgia pasca-herpetik
Neuralgia pasca-herpetik adanya nyeri di daerh kulit yang dipersarafi oleh saraf yang terkena.
Nyeri ini bisa menetap selama beberapa bulan atau beberapa tahun setelah terjadinya suatu episode herpes zoster.
Nyeri bisa dirasakan terus menerus atau hilang-timbul dan bisa semakin memburuk pada malam hari atau jika terkena panas maupun dingin.
Nyeri paling sering dirasakan pada penderita usia lanjut; 25-50% penderita yang berusia diatas 50% mengalami neuralgia pasca-herpetik.
Tetapi hanya 10% dari seluruh penderita yang mengalami neuralgia pasca-herpetik.
Pada sebagian besar kasus, nyeri akan menghilang dalam waktu 1-3 bulan; tetapi pada 10-20% kasus, nyeri menetap selama lebih dari 1 tahun dan jarang berlangsung sampai lebih dari 10 tahun.
Pada sebagian besar kasus, nyeri bersifat ringan dan tidak memerlukan pengobatan khusus.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya yang mengikuti pola dermatom pada satu sisi tubuh.
PENGOBATAN
Obat anti-virus bisa diberikan untuk memperpendek lamanya erupsi kulit, terutama pada penderita yang mengalami gangguan sistem kekebalan.
Sangat penting untuk menjaga kebersihan kulit agar tidak terjadi infeksi bakteri sekunder.
Aspirin atau kodein bisa meringankan nyeri untuk sementara waktu dan bisa diberikan jika rasa nyeri menyebabkan penderita tidak dapat tidur atau melakukan aktivitas.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko terjadinya sindroma Reye.
Varicella zoster virus (VZV)
merupakan salah satu dari delapan herpes virus yang diketahui menjangkiti
manusia (dan vertebrata lainnya). Ia sering menyebabkan cacar air pada
anak-anak; juga penyakit sinanaga (herpes zoster) dan postherpetic neuralgia
(sakit saraf kulit) pada orang dewasa.
Infeksi utama VZV adalah cacar
air (varicella), yang jarang mengakibatkan komplikasi termasuk ensefalitis
(radang akut pada otak) atau pneumonia (radang paru-paru). Bahkan bila gejala
klinis cacar air sudah terselesaikan, VZV menjadi dorman (tidak aktif) dalam
sistem saraf orang yang terinfeksi (namun suatu saat bisa menjadi aktif lagi).
Sekitar 10-20 % kasus, VZV nantinya menjadi aktif kembalii yang dikenal sebagai
penyakit herpes zoster atau ruam saraf. Komplikasi serius dari sinanaga
termasuk postherpetic neuralgia, zoster multiplex, myelitis (radang saraf
otak), herpes ophthalmicus, dan zoster sine herpete.
Virus Varicella zoster dapat
laten pada sel syaraf tubuh dan pada frekuensi yang kecil di sel non-neuronal
satelit dari akar dorsal, berhubung dengan saraf tengkorak dan saraf autonomic
ganglion, tanpa menyebabkan gejala apapun. Dalam sebuah individu yang
immunocompromised (kekebalan tubuh rendah), beberapa tahun atau dekade setelah
terkena infeksi cacar air, virus dapat muncul lagi pada sel-sel saraf dan
menular melalui saraf axons menyebabkan infeksi kulit di daerah yang mengandung
syaraf. Virus menyebar dari satu atau lebih sepanjang ganglia sepanjang saraf
dan menulari segmen dermatome (daerah kulit yang disuplai oleh saraf tulang
belakang) menyebabkan sakit ruam. Meskipun biasanya ruam dapat sembuh sendiri
dalam waktu dua sampai empat bulan, beberapa pengalaman penderita masih
merasakan sisa sakit syaraf selama berbulan atau bertahun-tahun, suatu kondisi
yang disebut postherpetic neuralgia.
Penularan
Penularan bisa terjadi melalui kontak udara yang terkontaminasi khususnya pada banyak orang di dalamnya seperti sekolah. Bisa juga terjadi penularan melalui sentuhan kulit antar individu.
Penularan bisa terjadi melalui kontak udara yang terkontaminasi khususnya pada banyak orang di dalamnya seperti sekolah. Bisa juga terjadi penularan melalui sentuhan kulit antar individu.
Tanda-tanda dan gejala
Gejala awal herpes zoster yaitu sakit kepala, demam, dan rasa tidak nyaman, ini merupakan gejala-gejala yang nonspecific, dan dapat mengakibatkan salah diagnosa. Gejala ini biasanya diikuti oleh sensation rasa sakit membakar, gatal, hyperesthesia (oversensitivity), atau paresthesia ( “gelisah”: rasa geli, ditusuk-tusuk, dan mati rasa). Rasa sakit mungkin ekstrim terasa pada dermatome (lapisan kulit), dengan sensasi-sensasi yang sering digambarkan bebentuk pedas/panas, geli, nyeri, kaku dan berdenyut-denyut, dan dapat menyebar cepat dengan rasa ditusuk-tusuk. Dalam banyak kasus, setelah 1-2 hari (tapi kadang-kadang selama 3 minggu) tahap awal ini diikuti dengan tampilan karakteristik: ruam kulit. Rasa sakit dan ruam yang paling sering terjadi pada seluruh tubuh, tetapi dapat muncul di wajah, mata atau bagian lain dari tubuh. Pada awalnya, ruam yang muncul mirip dengan tampilan penyakit hives (Urticaria), namun tidak seperti hives, herpes zoster menyebabkan kulit terbatas pada perubahan di kulit, biasanya bentuknya strip/jalur atau seperti pola pada sabuk/belt yang terbatas pada satu sisi tubuh dan tidak menyeberangi midline(?). Zoster sine herpete menjelaskan semua pasien yang memiliki gejala-gejala dari herpes zoster ini kecuali karakteristik ruam.
Gejala awal herpes zoster yaitu sakit kepala, demam, dan rasa tidak nyaman, ini merupakan gejala-gejala yang nonspecific, dan dapat mengakibatkan salah diagnosa. Gejala ini biasanya diikuti oleh sensation rasa sakit membakar, gatal, hyperesthesia (oversensitivity), atau paresthesia ( “gelisah”: rasa geli, ditusuk-tusuk, dan mati rasa). Rasa sakit mungkin ekstrim terasa pada dermatome (lapisan kulit), dengan sensasi-sensasi yang sering digambarkan bebentuk pedas/panas, geli, nyeri, kaku dan berdenyut-denyut, dan dapat menyebar cepat dengan rasa ditusuk-tusuk. Dalam banyak kasus, setelah 1-2 hari (tapi kadang-kadang selama 3 minggu) tahap awal ini diikuti dengan tampilan karakteristik: ruam kulit. Rasa sakit dan ruam yang paling sering terjadi pada seluruh tubuh, tetapi dapat muncul di wajah, mata atau bagian lain dari tubuh. Pada awalnya, ruam yang muncul mirip dengan tampilan penyakit hives (Urticaria), namun tidak seperti hives, herpes zoster menyebabkan kulit terbatas pada perubahan di kulit, biasanya bentuknya strip/jalur atau seperti pola pada sabuk/belt yang terbatas pada satu sisi tubuh dan tidak menyeberangi midline(?). Zoster sine herpete menjelaskan semua pasien yang memiliki gejala-gejala dari herpes zoster ini kecuali karakteristik ruam.
Kemudian, ruam menjadi vesicular
(seperti tekstur batu vulkanik), terbentuknya ruam-ruam kecil berisi cairan,
demam dan rasa tidak nyaman pada tubuh. Vesicle (gelembung) akhirnya menjadi
berwarna abu-abu dan gelap karena diiisi dengan darah. Pengelupasan terjadi
anatar tujuh sampai sepuluh hari kemudian, dan biasanya jatuh dan menyembuhkan
kulit tetapi kadang-kadang setelah ruam yang parah dapat menimbulkan bekas
parutan dan perubahan warna kulit.
Herpes mungkin memiliki gejala
tambahan , tergantung pada lapisan kulit yang terlibat. Herpes zoster
ophthalmicus muncul pada mata dan terjadi di sekitar 10-25% kasus. Hal ini
disebabkan karena virus menjadi aktif pada daerah ophthalmic dari saraf
trigeminal. Pada beberapa pasien, muncul pula gejala radang lainnya pada mata
seperti : conjunctivitis,
keratitis,
uveitis, dan
saraf optik palsies yang kadang-kadang dapat menyebabkan radang mata kronis,
dan kehilangan penglihatan. Herpes zoster oticus, juga dikenal sebagai Ramsay
Hunt syndrome tipe II, melibatkan telinga. Ia adalah hasil penyebaran virus
dari syaraf wajah ke saraf vestibulocochlear.
Gejala termasuk kehilangan pendengaran dan vertigo.
Diagnosis
Bisa ditanyakan pada dokter.
Bisa ditanyakan pada dokter.
Pengobatan
Tujuan dari perawatan adalah untuk membatasi kemajuan dan durasi sakit, mempersingkat durasi dari episode sinanaga, dan mengurangi komplikasi. Perawatan gejala diperlukan untuk mencegah komplikasi terjadinya postherpetic neuralgia.
Tujuan dari perawatan adalah untuk membatasi kemajuan dan durasi sakit, mempersingkat durasi dari episode sinanaga, dan mengurangi komplikasi. Perawatan gejala diperlukan untuk mencegah komplikasi terjadinya postherpetic neuralgia.
Obat antiviral menghalangi
replikasi VZV dan mengurangi kemampuan dan durasi herpes zoster dengan sedikit
efek samping, tapi tidak berefek untuk mencegah postherpetic neuralgia.
Aciclovir merupakan obat untuk standar perawatan, namun obat baru valaciclovir
dan obat-obatan serupa famciclovir menunjukkan kemanjuran lebih ketimbang obat
pertama tadi. obat-obatan ini digunakan baik sebagai pencegahan (misalnya pada
pasien AIDS) maupun sebagai terapi selama pada fase akut. Pengobatan antiviral
dianjurkan bagi semua individu yang kekebalan tubuhnya masih baik dengan HZV
ditubuhnya, sebaiknya diberikan dalam waktu 72 jam setelah tampilan ruam
muncul. Komplikasi yang terjadi pada individu dengan herpes zoster dapat
dikurangi dengan pemberian infusan + aciclovir. Pada orang-orang yang berisiko
tinggi dengan serangan sinanaga yang berulang dapat diberi obat oral aciclovir
selama lima
hari.
Pasien dengan sakit ringan
hingga sedang dapat diobati dengan over-the-counter analgesics. Topical lotions
berisi calamine dapat digunakan pada ruam atau gelembung dan bersifat
menyejukkan. Kadang-kadang, sakit parah memerlukan obat opioid seperti morfin.
Setelah lesi terkelupas, dapat diberikan krim capsaicin (Zostrix). Topical
lidocaine dan obat pem-blok syaraf juga dapat mengurangi rasa sakit.
(ada tambahan paragraf, bisa
dibaca/English dengan mengklik alamat dibawah: ‘Herpes zoster’).
Vaksin
Vaksin VZV berisi virus ini yang sudah dilemahkan. Namun, banyak orang sesudah divaksin saat masih kecil akan tetap mendapat penyakit cacar air sesudah dewasa. Ini disebabkan karena ada kemungkinan vaksin tidak bertahan lama di dalam tubuh. Sejauh ini, data klinis telah membuktikan bahwa vaksin bisa efektif selama lebih dari 10 tahun dalam mencegah infeksi varicella dan pada individu yang sehat terobosan infeksi bisa terjadi tetapi biasanya ringan.Bagaimanapun, masih lebih banyak orang yang tertolong karena vaksin ini. Pada tahun 80 an, Vaksin dikembangkan oleh Merck, Sharp & Dohme dari strain virus yang sudah dilemahkan oleh Michiaki Takahashi dan rekannya pada tahun 70 an.
Vaksin VZV berisi virus ini yang sudah dilemahkan. Namun, banyak orang sesudah divaksin saat masih kecil akan tetap mendapat penyakit cacar air sesudah dewasa. Ini disebabkan karena ada kemungkinan vaksin tidak bertahan lama di dalam tubuh. Sejauh ini, data klinis telah membuktikan bahwa vaksin bisa efektif selama lebih dari 10 tahun dalam mencegah infeksi varicella dan pada individu yang sehat terobosan infeksi bisa terjadi tetapi biasanya ringan.Bagaimanapun, masih lebih banyak orang yang tertolong karena vaksin ini. Pada tahun 80 an, Vaksin dikembangkan oleh Merck, Sharp & Dohme dari strain virus yang sudah dilemahkan oleh Michiaki Takahashi dan rekannya pada tahun 70 an.
Pada tahun 2006, Amerika Serikat
Food and Drug Administration menyetujui Zostavax untuk pencegahan penyakit ruam
saraf. Zostavax lebih terkonsentrasi pada formulasi vaksin Varivax yang
dirancang untuk mendapatkan respon kekebalan untuk orang dewasa karena
penurunan kemampuan vaksin yang didapatkanya saat masih kecil karena
pertambahan usia.
Apa
Herpes Zoster Itu?
Herpes zoster (Shingles) adalah suatu penyakit yang membuat
sangat nyeri (rasa sakit yang amat sangat). Penyakit ini juga disebabkan oleh virus herpes yang juga mengakibatkan cacar air (virus varisela
zoster). Seperti virus herpes yang lain, virus varisela zoster mempunyai
tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh suatu tahapan tidak aktif.
Kemudian, tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali, menjadikan penyakit yang
disebut sebagai herpes zoster.Kurang lebih 20% orang yang pernah cacar air lambat laun akan mengembangkan herpes zoster. Keaktifan kembali virus ini kemungkinan akan terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Ini termasuk orang dengan penyakit HIV, dan orang di atas usia 50 tahun.
Herpes zoster hidup dalam jaringan saraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai dengan gatal, mati rasa, kesemutan atau rasa nyeri yang berat pada daerah bentuk tali lebar di dada, punggung, atau hidung dan mata. Walaupun jarang, herpes zoster dapat menular pada saraf wajah dan mata. Ini dapat menyebabkan jangkitan di sekitar mulut, pada wajah, leher dan kulit kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung hidung.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Setelah beberapa hari, ruam muncul pada daerah kulit yang berhubungan dengan saraf yang meradang. Lepuh kecil terbentuk, dan berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan berkeropang.
Jika lepuh digaruk, infeksi kulit dapat terjadi. Ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik dan mungkin menimbulkan bekas.
Biasanya, ruam hilang dalam beberapa minggu, tetapi kadang-kadang rasa nyeri yang berat dapat bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Kondisi ini disebut “neuralgia pascaherpes”.
Herpes
Zoster dan HIV
Herpes
zoster bukan infeksi yang menyebutkan kita AIDS.Herpes zoster dapat terjadi pada orang dengan HIV baru setelah mereka mulai memakai terapi antiretroviral (ART). Kasus herpes zoster ini kemungkinan diakibatkan pemulihan pada sistem kekebalan tubuh (lihat Lembaran Informasi 483).
HIV meningkatkan risiko kerumitan akibat herpes zoster. Kerumitan ini termasuk rasa nyeri (neuralgia pascaherpes). Juga bila kita mengalami penglihatan yang kabur, langsung lapor ke dokter. Sebagaimana kita menjadi semakin tua, kita semakin mungkin mengembangkan herpes zoster.
Bagaimana
Herpes Zoster Menular?
Herpes
zoster hanya dapat terjadi setelah kita mengalami cacar air. Jika kita sudah
menderita cacar air dan kita berhubungan dengan cairan dari lepuh herpes
zoster, kita tidak dapat ‘tertular’ herpes zoster. Namun, orang yang belum
menderita cacar air dapat terinfeksi herpes zoster dan mengembangkan cacar air.
Jadi kita yang belum terinfeksi harus menghindari hubungan dengan ruam herpes
zoster atau dengan bahan yang mungkin sudah menyentuh ruam atau lepuh herpes
zoster.
Bagaimana
Herpes Zoster Diobati?
Perawatan
setempat untuk herpes zoster sebaiknya termasuk membersihkan lukanya dengan air
garam dan menjaganya tetap kering. Gentian violet dapat dioleskan pada luka.Beberapa jenis obat dipakai untuk mengobati herpes zoster. Obat ini termasuk obat antiherpes, dan beberapa jenis obat penawar nyeri.
Obat antiherpes: Pengobatan baku untuk herpes zoster adalah dengan asiklovir, yang dapat diberikan dalam bentuk pil atau secara intravena (infus) untuk kasus yang lebih berat.
Dua obat yang agak baru telah disetujui untuk pengobatan herpes zoster: famsiklovir dan valasiklovir. Obat ini diminum tiga kali sehari, dibanding dengan asiklovir yang diminum lima kali sehari. Semua obat ini paling berhasil apabila dimulai dalam tiga hari pertama setelah rasa nyeri herpes zoster mulai terasa.
Penghambat saraf (nerve blockers): Dokter sering meresepkan berbagai obat penawar nyeri untuk orang dengan herpes zoster. Karena rasa nyeri herpes zoster dapat begitu hebat, peneliti mencari cara untuk menghambat rasa nyeri tersebut. Suntikan obat bius dan/atau steroid sedang diteliti sebagai penghambat saraf. Obat tersebut dapat disuntikkan pada saraf perifer atau pada sumsum tulang belakang (susunan saraf pusat).
Pengobatan kulit: Beberapa jenis krim, gel dan semprotan sedang diteliti. Obat ini memberi keringanan sementara pada rasa sakit. Capsaicin, senyawa kimia yang membuat cabe pedas, tampaknya berhasil baik. Tambahannya, pada 1999, obat bius lidokain dalam bentuk tempelan disetujui di AS. Tempelan ini, dengan nama merek Lidoderm, meringankan rasa nyeri pada beberapa orang dengan herpes zoster. Karena dioleskan pada kulit, risiko efek samping obat ini lebih rendah dibanding dengan obat penawar nyeri dengan bentuk pil.
Obat penawar nyeri lain: Beberapa obat yang biasanya dipakai untuk mengobati depresi, epilepsi dan rasa sakit yang berat kadang kala dipakai untuk nyeri herpes zoster. Obat tersebut dapat menimbulkan berbagai efek samping. Nortriptilin adalah obat antidepresi yang paling umum dipakai untuk nyeri herpes zoster. Pregabalin adalah obat antiepilepsi yang juga dipakai untuk rasa nyeri setelah herpes zoster.
Dapatkah
Herpes Zoster Dicegah?
Saat ini, belum
ada cara untuk meramalkan jangkitan herpes zoster.Ada penelitian yang menunjukkan bahwa memberi vaksinasi pada orang yang lebih tua dengan vaksin cacar air yang lebih kuat daripada yang biasa dipakai untuk anak dapat meningkatkan jenis kekebalan yang dianggap perlu untuk melawan virus.
Zostavaks, sebuah vaksin terhadap herpes zoster, sudah disetujui di AS. Namun vaksin ini belum diuji coba pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk Odha.
Garis
Dasar
Herpes zoster
adalah penyakit yang tidak dapat diramalkan dan membuat sangat nyeri. Penyakit
ini disebabkan virus yang menjadi aktif kembali setelah pernah mengakibatkan
cacar air. Walaupun tidak secara langsung dikaitkan dengan HIV, herpes zoster
tampaknya lebih sering terjadi pada Odha.Walaupun herpes zoster dapat hilang dalam beberapa minggu, rasa nyeri yang berat dapat berlanjut selama beberapa bulan.
Vaksin terhadap herpes zoster telah disetujui di AS, tetapi vaksin ini belum diuji coba pada Odha.
Penyakit ini diobati dengan asiklovir, diminum lima kali sehari, atau pada kasus yang berat diberikan lewat infus. Dua obat yang lebih baru, famsiklovir dan valasiklovir, kelihatan lebih efektif terhadap rasa nyeri yang timbul akibat herpes zoster, dan hanya perlu diminum tiga kali sehari.
Bisa jadi sangat sulit menahan rasa nyeri akibat herpes zoster. Suatu pengobatan baru adalah tempelan obat bius yang dapat ditempelkan langsung pada kulit
ACIFAR®Kaplet
KOMPOSISI:
Setiap kaplet mengandung Aciclovir.............. 400 mg
FARMAKOLOGI :
Aciclovir merupakan analog nukleosida purin sintetik dengan aktivitas inhibisi virus herpes human in vitro
dan in vivo, termasuk Herpes Simplex Virus (HSV) type 1 dan 2, Varicella Zoster Virus (VZV), Epstein-Barr
Virus (EBV) dan Cytomegalovirus (CMV).
Aktivitas inhibisi Aciclovir terhadap virus-virus tersebut di atas bersifat sangat selektif. Enzim Timidin
Kinase (TK) dari sel normal, tidak terinfeksi, tidak menggunakan Aciclovir secara efektif sebagai substrat,
oleh karena itu toksisitas terhadap sel hospes mamalia rendah; tetapi TK yang disandikan oleh HSV, VZV,
dan EBV mengubah Aciclovir menjadi Aciclovir monofosfat, suatu analog nekleosida, yang kemudian diubah oleh
enzim sel menjadi difosfat dan akhirnya menjadi trifosfat.
Aciclovir trifosfat mengganggu polimerase DNA virus dan menghambat replikasi DNA virus dengan akibat
berakhirnya rantai reaksi setelah masuknya Aciclovir trifosfat ke dalam DNA virus.
INDIKASI:
- Pengobatan infeksi virus Herpes simplex pada kulit dan membran mukosa, termasuk infeksi Herpes genitalis
inisial dan rekurens
- Mencegah kambuhnya (supresi) infeksi herpes simplex rekurens pada penderita dengan immunocompetent.
- Mencegah infeksi herpes simplex pada penderita immunocompromised.
- Pengobatan infeksi herpes zoster (shingles).
DOSIS:
Dewasa :
- Untuk pengobatan infeksi herpes simplex, harus diberikan satu kaplet Aciclovir 200 mg 5 kali sehari selang
waktu kira-kira 4 jam, tanpa pemberian dosis pada malam hari. Pengobatan harus terus menerus selama 5 hari,
tetapi pada infeksi inisial yang berat mungkin perlu diperpanjang. Pemberian obat harus dimulai sedini
mungkin setelah terjadi infeksi, untuk episode rekurens sebaiknya pada periode mulai terlihatnya gejala atau
waktu timbulnya lesi pertama. Pada penderita dengan gangguan penyerapan pada saluran pencernaan dosis dapat
ditingkatkan hingga 400 mg atau sebagai alternatif dapat dipertimbangkan pemberian dosis secara intravena.
- Dosis supresi herpes simplex :
Untuk supresi herpes simplex pada penderita immunocompetent 200 mg Aciclovir 4 kali sehari dengan selang
waktu 6 jam. Kebanyakan pasien diberikan dosis mencukupi dengan 400 mg Aciclovir diberikan 2 kali sehari
dengan selang waktu 12 jam. Titrasi dosis menjadi 200 mg Aciclovir diberikan 3 kali sehari dengan selang
waktu 12 jam terbukti efektif.
Beberapa penderita mengalami infeksi “break through” pada dosis total perhari 800 Aciclovir. Pengobatan
harap dihentikan secara periodik pada selang waktu 6 – 12 bulan dengan maksud untuk mengobservasi kemungkinan
perubahan-perubahan dalam riwayat penyakit.
- Dosis profilaksis herpes simplex :
Untuk profilaksis terhadap infeksi herpes simplex pada penderita immunocompromised harus diberikan Aciclovir
200 mg 4 kali sehari dengan selang waktu kira-kira 6 jam.
Pada penderita immunocompromised yang berat (misalnya sesudah transplantasi sumsum) atau pada penderita dengan
gangguan penyerapan saluran pencernaan dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg atau sebagai alternatif lain
dapat dipertimbangkan pemberian dosis secara intravena. Lama pemberian obat untuk profilaksis tergantung pada
lamanya periode resiko tertularnya penyakit.
- Dosis untuk herpes zoster :
Diberikan 800 mg Aciclovir 5 kali sehari dengan selang waktu kira-kira 4 jam tanpa pemberian dosis malam hari.
Pengobatan terus-menerus selama 5 hari.
Pada penderita immunocompromised berat (misalnya sesudah transplantasi sumsum) atau pada penderita dengan
gangguan penyerapan saluran pencernaan pemberian dosis secara intravena dapat dipertimbangkan.
Pemberian obat harus dimulai sedini mungkin setelah adanya serangan rash.
Anak-anak :
Untuk pengobatan herpes simplex dan untuk profilaksis herpes simplex pada immunocompromised :
Anak-anak berumur 2 tahun atau lebih : harus diberikan sama dengan dosis orang dewasa dan
anak-anak dibawah 2 tahun : diberikan ½ dosis orang dewasa.
Tidak tersedia data untuk supresi infeksi herpes simplex atau pengobatan infeksi herpes zoster
pada anak-anak immunocompetent.
Bila dibutuhkan pengobatan infeksi herpes zoster pada anak-anak immunocompetent dosis intravena perlu
dipertimbangkan.
Dosis pada usia lanjut :
Pada usia lanjut “body clearance” dari Aciclovir yang diberikan totalnya menurunkan bersama-sama
dengan “Creatinine Clearance”. Pada usia lanjut yang diberi Aciclovir dosis tinggi secara oral dianjurkan
hidrasi secukupnya. Perhatian khusus harap diberikan dengan mengurangi dosis pada usia lanjut yang mengalami
gangguan fungsi ginjal.
Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal :
Dalam pengobatan herpes simplex pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis oral yang dianjurkan
tidak akan menyebabkan akumulasi Aciclovir di atas level yang dinyatakan establish pada pemberian infus intravena.
Walaupun demikian penderita dengan kerusakan ginjal yang berat (creatinine clearance 10 ml/menit) dosis yang
dianjurkan adalah adalah 200 mg Aciclovir 2 kali sehari dengan selang waktu 12 jam.
Untuk pengobatan infeksi herpes zoster dosis yang dianjurkan 800 mg Aciclovir 2 kali sehari dengan selang
waktu 12 jam untuk penderita dengan kerusakan ginjal yang berat (creatinine clearance kurang dari 10 ml/menit)
dan 800 mg Aciclovir 3 kali sehari dengan selang waktu kira-kira 8 jam pada penderita dengan kerusakan ginjal
sedang (creatinine clearance antara 10-25 ml/menit).
PERINGATAN - PERHATIAN :
- Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal dan penderita lanjut usia dengan kelainan
creatinin clearance.
- Pemberian pada wanita hamil dan menyusui harus dilakukan dengan hati-hati dengan pertimbangan manfaat
potensialnya, dibandingkan dengan setiap resiko yang mungkin timbul.
EFEK SAMPING :
- Ruam kulit yang menghilang setelah pengobatan dihentikan.
- Kadang-kadang dijumpai reaksi neurologis yang reversibel, yang biasanya terjadi pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal atau faktor predisposisi lainnya.
- Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, sakit perut.
- Peningkatan bilirubin dan enzim-enzim yang berhubungan dengan hati, peningkatan kadar urea dan kreatinin
dalam darah, penurunan pada indeks hematologik, sakit kepala, rasa lelah dan reaksi neurologis yang ringan dan
reversibel.
KONTRA INDIKASI :
- Penderita yang hipersensitif terhadap Aciclovir.
INTERAKSI OBAT :
Probenesid meningkatkan waktu paruh rata-rata Aciclovir dan daerah di bawah kurva konsentrasi plasma.
CARA PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu kamar (25-30oC) dalam wadah terutup rapat dan hindarkan dari cahaya matahari.
KEMASAN :
Dus, 10 strip @ 10 kaplet ; No. Reg. DKL9709207204A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
KOMPOSISI:
Setiap kaplet mengandung Aciclovir.............. 400 mg
FARMAKOLOGI :
Aciclovir merupakan analog nukleosida purin sintetik dengan aktivitas inhibisi virus herpes human in vitro
dan in vivo, termasuk Herpes Simplex Virus (HSV) type 1 dan 2, Varicella Zoster Virus (VZV), Epstein-Barr
Virus (EBV) dan Cytomegalovirus (CMV).
Aktivitas inhibisi Aciclovir terhadap virus-virus tersebut di atas bersifat sangat selektif. Enzim Timidin
Kinase (TK) dari sel normal, tidak terinfeksi, tidak menggunakan Aciclovir secara efektif sebagai substrat,
oleh karena itu toksisitas terhadap sel hospes mamalia rendah; tetapi TK yang disandikan oleh HSV, VZV,
dan EBV mengubah Aciclovir menjadi Aciclovir monofosfat, suatu analog nekleosida, yang kemudian diubah oleh
enzim sel menjadi difosfat dan akhirnya menjadi trifosfat.
Aciclovir trifosfat mengganggu polimerase DNA virus dan menghambat replikasi DNA virus dengan akibat
berakhirnya rantai reaksi setelah masuknya Aciclovir trifosfat ke dalam DNA virus.
INDIKASI:
- Pengobatan infeksi virus Herpes simplex pada kulit dan membran mukosa, termasuk infeksi Herpes genitalis
inisial dan rekurens
- Mencegah kambuhnya (supresi) infeksi herpes simplex rekurens pada penderita dengan immunocompetent.
- Mencegah infeksi herpes simplex pada penderita immunocompromised.
- Pengobatan infeksi herpes zoster (shingles).
DOSIS:
Dewasa :
- Untuk pengobatan infeksi herpes simplex, harus diberikan satu kaplet Aciclovir 200 mg 5 kali sehari selang
waktu kira-kira 4 jam, tanpa pemberian dosis pada malam hari. Pengobatan harus terus menerus selama 5 hari,
tetapi pada infeksi inisial yang berat mungkin perlu diperpanjang. Pemberian obat harus dimulai sedini
mungkin setelah terjadi infeksi, untuk episode rekurens sebaiknya pada periode mulai terlihatnya gejala atau
waktu timbulnya lesi pertama. Pada penderita dengan gangguan penyerapan pada saluran pencernaan dosis dapat
ditingkatkan hingga 400 mg atau sebagai alternatif dapat dipertimbangkan pemberian dosis secara intravena.
- Dosis supresi herpes simplex :
Untuk supresi herpes simplex pada penderita immunocompetent 200 mg Aciclovir 4 kali sehari dengan selang
waktu 6 jam. Kebanyakan pasien diberikan dosis mencukupi dengan 400 mg Aciclovir diberikan 2 kali sehari
dengan selang waktu 12 jam. Titrasi dosis menjadi 200 mg Aciclovir diberikan 3 kali sehari dengan selang
waktu 12 jam terbukti efektif.
Beberapa penderita mengalami infeksi “break through” pada dosis total perhari 800 Aciclovir. Pengobatan
harap dihentikan secara periodik pada selang waktu 6 – 12 bulan dengan maksud untuk mengobservasi kemungkinan
perubahan-perubahan dalam riwayat penyakit.
- Dosis profilaksis herpes simplex :
Untuk profilaksis terhadap infeksi herpes simplex pada penderita immunocompromised harus diberikan Aciclovir
200 mg 4 kali sehari dengan selang waktu kira-kira 6 jam.
Pada penderita immunocompromised yang berat (misalnya sesudah transplantasi sumsum) atau pada penderita dengan
gangguan penyerapan saluran pencernaan dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg atau sebagai alternatif lain
dapat dipertimbangkan pemberian dosis secara intravena. Lama pemberian obat untuk profilaksis tergantung pada
lamanya periode resiko tertularnya penyakit.
- Dosis untuk herpes zoster :
Diberikan 800 mg Aciclovir 5 kali sehari dengan selang waktu kira-kira 4 jam tanpa pemberian dosis malam hari.
Pengobatan terus-menerus selama 5 hari.
Pada penderita immunocompromised berat (misalnya sesudah transplantasi sumsum) atau pada penderita dengan
gangguan penyerapan saluran pencernaan pemberian dosis secara intravena dapat dipertimbangkan.
Pemberian obat harus dimulai sedini mungkin setelah adanya serangan rash.
Anak-anak :
Untuk pengobatan herpes simplex dan untuk profilaksis herpes simplex pada immunocompromised :
Anak-anak berumur 2 tahun atau lebih : harus diberikan sama dengan dosis orang dewasa dan
anak-anak dibawah 2 tahun : diberikan ½ dosis orang dewasa.
Tidak tersedia data untuk supresi infeksi herpes simplex atau pengobatan infeksi herpes zoster
pada anak-anak immunocompetent.
Bila dibutuhkan pengobatan infeksi herpes zoster pada anak-anak immunocompetent dosis intravena perlu
dipertimbangkan.
Dosis pada usia lanjut :
Pada usia lanjut “body clearance” dari Aciclovir yang diberikan totalnya menurunkan bersama-sama
dengan “Creatinine Clearance”. Pada usia lanjut yang diberi Aciclovir dosis tinggi secara oral dianjurkan
hidrasi secukupnya. Perhatian khusus harap diberikan dengan mengurangi dosis pada usia lanjut yang mengalami
gangguan fungsi ginjal.
Dosis pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal :
Dalam pengobatan herpes simplex pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis oral yang dianjurkan
tidak akan menyebabkan akumulasi Aciclovir di atas level yang dinyatakan establish pada pemberian infus intravena.
Walaupun demikian penderita dengan kerusakan ginjal yang berat (creatinine clearance 10 ml/menit) dosis yang
dianjurkan adalah adalah 200 mg Aciclovir 2 kali sehari dengan selang waktu 12 jam.
Untuk pengobatan infeksi herpes zoster dosis yang dianjurkan 800 mg Aciclovir 2 kali sehari dengan selang
waktu 12 jam untuk penderita dengan kerusakan ginjal yang berat (creatinine clearance kurang dari 10 ml/menit)
dan 800 mg Aciclovir 3 kali sehari dengan selang waktu kira-kira 8 jam pada penderita dengan kerusakan ginjal
sedang (creatinine clearance antara 10-25 ml/menit).
PERINGATAN - PERHATIAN :
- Hati-hati bila diberikan pada penderita gangguan fungsi ginjal dan penderita lanjut usia dengan kelainan
creatinin clearance.
- Pemberian pada wanita hamil dan menyusui harus dilakukan dengan hati-hati dengan pertimbangan manfaat
potensialnya, dibandingkan dengan setiap resiko yang mungkin timbul.
EFEK SAMPING :
- Ruam kulit yang menghilang setelah pengobatan dihentikan.
- Kadang-kadang dijumpai reaksi neurologis yang reversibel, yang biasanya terjadi pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal atau faktor predisposisi lainnya.
- Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare, sakit perut.
- Peningkatan bilirubin dan enzim-enzim yang berhubungan dengan hati, peningkatan kadar urea dan kreatinin
dalam darah, penurunan pada indeks hematologik, sakit kepala, rasa lelah dan reaksi neurologis yang ringan dan
reversibel.
KONTRA INDIKASI :
- Penderita yang hipersensitif terhadap Aciclovir.
INTERAKSI OBAT :
Probenesid meningkatkan waktu paruh rata-rata Aciclovir dan daerah di bawah kurva konsentrasi plasma.
CARA PENYIMPANAN :
Simpan pada suhu kamar (25-30oC) dalam wadah terutup rapat dan hindarkan dari cahaya matahari.
KEMASAN :
Dus, 10 strip @ 10 kaplet ; No. Reg. DKL9709207204A1
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
AWAT (ACNE)
Acne atau obat jerawat adalah kondisi kulit yang tidak normal disebabkan gangguan dari kelenjar minyak (sebaceous gland) yang berlebihan. Pengeluaran kelenjar minyak yang berlebihan ini atau sebaceous gland akan menyebabkan penyumbatan pada saluran folikel rambut dan pada pori-pori kulit. Seringkali Jerawat akan menyebabkan kulit membengkak dan menjadi kemerah-merahan. Radang pada kulit ini disebabkan oleh pengeluaran yang berlebihan oleh kelenjar minyak pada kulit atau sebum yang kemudian menyumbat saluran kelenjar dan membentuk komedo (whiteheads) dan seborhoea.Kalau penyumbatan yang disebabkan oleh kelenjar minyak kulit ini semakin membesar maka komedo akan terbukan (blackheads) dan ini mudah dijankiti bakteria.Daerah yang mudah terkena jerawat ialah di muka, dada, punggung dan tubuh bagian atas lengan.Munculnya jerawat sering terjadi pada masa pubertas antara usia 14-19 tahun yang disebabkan oleh perubahan hormon pada remaja. Deteksi jerawat sejak dini sangat sulit sebab sebelum masa pubertas kulit anak akan mengalami pengelupasan tiga minggu sekali. Sedangkan ketika remaja, kulit mengelupas empat minggu sekali.
PENYEBAB JERAWAT
Penyebab sebenarnya mengapa seseorang mempunyai jerawat dan yang lain tidak punya masih belum diketahui secara menyeluruh. Beberapa faktor yang menyebabkan jerawat ialah:
*
|
Stres
|
*
|
Keturunan dari orangtua
|
*
|
Aktivitas
hormon.Salah satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah
meningkatnya produksi hormon testosteron, yang dimiliki oleh tubuh pria
maupun wanita. Hormon testosteron yang terdapat dalam tubuh pria maupun
wanita memicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak
(sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan. |
*
|
Kelenjar minyak yang hiperaktif
|
*
|
Bakteri di pori-pori kulit
|
*
|
Iritasi kulit atau karena garukan
|
* |
Anabolic steroid
|
*
|
Pil pengontrol kelahiran / pil KB,
namun banyak wanita mengalami penurunan munculnya jerawat semasa pemakaian
pil
|
*
|
Berada
dalam lingkungan dengan kadar chlorine yang tinggi, terutama chlorinated
dioxins, yang menyebabkan jerawat serius yang disebut Chloracne |
PENGOBATAN UNTUK JERAWAT
OBAT-OBAT TOPICAL
1. Benzoil peroxide
benzoil peroxide merupakan antimikroba yang efektif untuk jenis jerawat ringan sampai sedang. Diberikan sehari 1 – 2 kali secara topical (pemakaian luar).
2. Asam azelaic
sebagai antimikroba untuk acne vulgaris.
3. Klindamisin
Klindamisin dalam bentuk cair, gel, krim atau oral efektif untuk jerawat dengan peradangan. Memiliki efek antibakteri yang efektif terhadap kuman Propionibacterium acnes, sehingga sesuai dengan indikasinya untuk pengobatan jerawat.
4. Tretinoin
tretinoin adalah asam vitamin A yang digunakan untuk pengobatan jerawat dengan komedo tertutup atau terbuka. Tetapi pasien perlu hati-hati karena menimbulkan kemerahan dan pengelupasan kulit pada awal terapi. Tersedia dalam bentuk topical ataupun oral.
5. Asam salisilat, Resorsinol dan Sulfur.
Asam salisilat, resorsinol dan sulfur adalah keratolitik dan mempunyai daya antiseptik. Kombinasi ketiga obat ini sangat sinergis untuk pengobatan jerawat.
OBAT-OBAT ORAL
• ANTIBIOTIKA ORAL
Antibiotika oral efektif dan relative aman untuk jerawat dengan peradangan.Tetrasiklin dan derivatnya, klindamisin, eritromisin dan trimetoprim-sulfametoksasol mengurangi persentase asam lemak bebas di permukaan kulit yang berlemak dan menurunkan jumlah bakteri P. acnes
• KONTRASEPSI ORAL
Ortho Tri cyclen telah disetujui oleh FDA untuk jerawat yang tidak menghasilkan respon dengan pemakaian obat topical. Produk trifasik yang mengandung etinil estradiol 0,035 mg, dan meningkatkan dosis norestimate, 0.180, 0.215, 0.250 mg. kombinasi tersebut meningkatkan sex hormone-binding globulin (SHBG)
• ISOTRETINOIN
Isotretinoin menurunkan produksi sebum dan menghambat peradangan.
Beberapa cara mencegah jerawat :
1
|
Rajin mencuci muka. Tapi jangan
asal cuci muka. Basuh juga bagian leher dan jidat setidaknya 2 kali seminggu.
Pijat wajah Anda dengan gerakan memutar dan basuh menggunakan air hangat.
|
2
|
Tambahkan juga obat jerawat. Anda
mungkin harus mencoba beberapa macam obat sebelum akhirnya menemukan produk
yang cocok dengan kulit wajah. Biasanya produk ini dipasarkan dengan kemasan
dan harga yang berfariasi. Ingat! Mahal tak menjamin produk tersebut cocok
dan bisa mengatasi masalah jerawat Anda.
|
3
|
Berhati-hati dengan penggunaan
produk kecantikan. Hanya gunakan make-up, pelembab atau tabir matahari hanya
yang tanpa minyak. Biasanya jika tertulis “nonacnegenic” atau
“noncomedogenic” di label keterangan, produk tersebut lebih baik.
|
4
|
Saat mengenakan produk untuk rambut,
usahakan jangan sampai kena ke wajah. Tutupi wajah Anda dengan handuk saat
menggunakan minyak rambut, hairspray atau mousse. Setelah selesai mandi,
jangan lupa kembali bilas wajah Anda untuk menghilangkan kemungkinan bekas
shampo atau conditioner tertinggal di wajah.
|
5
|
Jangan sampai keringat, bakteri
dan kotoran menempel di wajah. ikat rambut anda saat panas dan hindari
memakai topi dan kaca mata.
|
6
|
Sebaiknya Anda coba temui dokter
ahli. kulit jika jerawat Anda mulai mempengaruhi percaya diri Anda. Dokter
bisa memberikan saran obat terbaik dan bagaimana pemakaian paling efektik.
|
7
|
Ubah pola diet Anda. Makan coklat,
permen dan makanan berminyak dapat merubah gestur kulit Anda. Batasi asupan
junk food, dapatkan lebih banyak vitamin dan ganti lifestyle Anda agar lebih
sehat. tidur yang teratur, dan jangan biarkan tubuh kekurangan cairan.
|
ANJURAN UNTUK PASIEN
*
|
Jerawat tidak mencerminkan bahwa
seseorang kurang menjaga kebersihan
|
*
|
Cuci muka tidak perlu terlalu
sering dilakukan, cukup 2 kali sehari dengan memakai sabun (bukan
antiseptik).
|
*
|
Jangan biarkan rambut menutupi
daerah wajah. rambut, terutama yang ktest apaotor, dapat memperburuk kondisi
pori-pori yang tersumbat.
|
*
|
Gunakan kometik yang berbahan
dasar air.
|
*
|
Pengobatan tidak membuat akne hilang
tetapi dapat membantu mencegah kambuhnya akne.pengobatan membutuhkan waktu
selama 1-2 minggu
|
*
|
Hindari tindakan memencet atau
memecahkan jerawat karena dapat meninggalkan bekas berupa jaringan parut pada
kulit.
|
*
|
Pemaparan ringan terhadap sinar
matahari mungkin bermanfaat, tetapi gunakan krim tabir surya non-minyak dan
hindari kondisi banyak berkeringat.
|
*
|
Asupan gizi seimbang juga
bermanfaat membantu menjaga kesehatan kulit.
|
*
|
Usahakan untuk tetap rileks.
Stress diketahui merupakan salah satu factor penyebab timbulnya jerawat
|
HERPES
Herpes zoster (Shingles) adalah suatu penyakit yang
membuat sangat nyeri
(rasa sakit yang amat sangat).
Penyakit ini juga disebabkan oleh virus herpes yang
juga mengakibatkan cacar air (virus
varisela zoster). Seperti virus herpes yang lain,
virus varisela zoster mempunyai
tahapan penularan awal (cacar air) yang diikuti oleh
suatu tahapan tidak aktif. Kemudian,
tanpa alasan virus ini jadi aktif kembali,
menjadikan penyakit yang disebut
sebagai herpes zoster. Kurang lebih 20% orang
yang pernah cacar air lambat laun akan
mengembangkan herpes zoster. Keaktifan
kembali virus ini kemungkinan akan
terjadi pada orang dengan sistem kekebalan
yang lemah. Ini termasuk orang dengan
penyakit HIV, dan orang di atas usia 50
tahun.Herpes zoster hidup dalam
jaringan saraf. Kejangkitan herpes zoster dimulai
dengan gatal, mati rasa, kesemutan
atau rasa nyeri yang berat pada daerah bentuk tali
lebar di dada, punggung, atau hidung
dan mata. Walaupun jarang, herpes zoster dapat
menular pada saraf wajah dan mata. Ini
dapat menyebabkan jangkitan di sekitar
mulut, pada wajah, leher dan kulit
kepala, dalam dan sekitar telinga, atau pada ujung
hidung.
Jangkitan herpes zoster hampir selalu
terjadi hanya pada satu sisi tubuh. Setelah
beberapa hari, ruam muncul pada daerah
kulit yang berhubungan dengan saraf yang
meradang. Lepuh kecil terbentuk, dan
berisi cairan. Kemudian lepuh pecah dan
berkeropang. Jika lepuh digaruk,
infeksi kulit dapat terjadi. Ini membutuhkan
pengobatan dengan antibiotik dan
mungkin menimbulkan bekas. Biasanya, ruam
hilang dalam beberapa minggu, tetapi
kadang-kadang rasa nyeri yang berat dapat
bertahan berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Kondisi ini disebut ³neuralgia
pascaherpes´.
Blog yang menarik dan informatif sekali
BalasHapusKlinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembukan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.
Biaya Operasi Kutil Kelamin
Cara Menyembuhkan Herpes Zoster
Penyebab Virus herpes Simplek
Bahaya Herpes pada Ibu Hamil
Ben 15 yaşındayım. HIV ile doğdum, annem HIV enfeksiyonu yüzünden öldü ve ben de hiç bu kadar tanımadığım için pişmanım Dr Itua annem için benim için tedavi edemedi çünkü bekar bir anne olarak annem için çok zordu. HIV / Aids Herpes, Parkison, Copd, Epilepsi, Zona, Soğuk Ağrıları, Kısırlık, Kronik Yorulma Sendromu, Fibromiyalji, Diyabet Hepatit gibi farklı ırk hastalıklarında nasıl farklı hastalıkları tedavi ettiği konusunda çevrimiçi Çevrimiçi olarak böyle bir makaleye rastlamadım, sonra Mail'le Dr Itua ile bağlantıya geçtim drituaherbalcenter@gmail.com Ayrıca onunla ne hakkında konuştuğumu +2348149277967 nasıl çalıştığını, sonra nasıl devam edeceğimi söylediğimi söyle hızlı bir şekilde Colorado postanesi 4/5 iş günü içinde bitkisel ilacımı alıyorum bana takip edeceğim lonca çizgileri verdi ve burada tekrar sağlıklı mı yaşıyorum Tanrı'nın eserlerini tezahür ettirmek için nasıl erkekler kullandığını hayal edebiliyorum, tüm makalelerde çevrimiçi olarak tanrıyı yaymak için yazıyorum eseri Itua Bitkisel Tıp, O harika bir adam.
BalasHapus