Rabu, 02 November 2011

antioxidan (anti oksidan)


1.      Pendahuluan
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh Salmonella enterica serotype paratyphi A, B, atau C (demam paratifoid). Demam tifoid ditandai antara lain dengan demam tinggi yang terus menerus bisa selama 3-4 minggu, toksemia, denyut nadi yang relatif lambat, kadang gangguan kesadaran seperti mengigau, perut kembung, splenomegali dan lekopeni.
Di banyak negara berkembang, termasuk di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini tampaknya belum memuaskan. Sebaliknya di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang misalnya, seiring dengan perbaikan lingkungan, pengelolaan sampah dan limbah yang memadai dan penyediaan air bersih yang cukup, mampu menurunkan insidensi penyakit ini secara dramatis
Di abad ke 19 demam tifoid masih merupakan penyebab kesakitan dan kematian utama di Amerika, namun sekarang kasusnya sudah sangat berkurang.
            Tingginya jumlah penderita demam tifoid  tentu menjadi beban ekonomi bagi keluraga dan masyarakat. Besarnya beban ekonomi tersebut sulit dihitung dengan pasti mengingat angka kejadian demam tifoid secara tepat tak dapat diperoleh

2.      Pembahasan
A. Pengertian  Typhoid

            Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1998 ).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). (Mansjoer, Arif 1999).
B.  Gejala Klinis
            Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
• Perasaan tidak enak badan
• Lesu
• Nyeri kepala
• Pusing
• Diare
• Anoreksia
• Batuk
• Nyeri otot (Mansjoer, Arif 1999).
Menyusul gejala klinis yang lain
1. DEMAM
Demam berlangsung 3 minggu
• Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari
• Minggu II : Demam terus
• Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur - angsur
2. GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN
• Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor
• Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
• Terdapat konstipasi, diare
3. GANGGUAN KESADARAN
• Kesadaran yaitu apatis – somnolen
• Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit) (Rahmad Juwono, 1996).
C.   Tanda dan Gejala Penyakit Demam Tifoid lainnya:
          Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
          Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1.      Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2.      Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3.      Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4.      Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5.      Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6.      Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.
D. Cara Penularan Penyakit Demam Tifoid
Penyakit demam Tifoid ini bisa menyerang saat kuman tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Dan melalui peredaran darah, kuman sampai di organ tubuh terutama hati dan limpa. Ia kemudian berkembang biak dalam hati dan limpa yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.
E. Diet Demam Typhoid
          Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat. Tujuan utama diet demam thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita demam thypoid dan mencegah kekambuhan. Penderita penyakit demam Tifoid selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:
a. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
b. Tidak mengandung banyak serat.
c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna. Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Syarat-syarat diet sisa rendah adalah:
1.     Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas
2.     Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3.     Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4.      Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
5.      Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan
6.      Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai   dengan toleransi perorangan.
7.     Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam dan berbumbu tajam.
8.      Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas dan dingin
9.     Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
10. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau makanan parenteral.
Makanan yang dianjurkan antara lain :
   1. Sumber karbohidrat : beras dibubur/tim, roti bakar, kentang rebus, krakers, tepung-tepungan dibubur atau dibuat puding
            2. Sumber protein hewani: daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, diungkep, dipanggang; telur direbus, ditim, diceplok air, didadar, dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2 gelas per hari
            3. Sumber protein nabati : tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; pindakas; susu kedelai
            4. Sayuran : sayuran berserat rendah dan sedang seperti kacang panjang, uncis muda, bayam, labu siam, tomat masak, wortel  direbus, dikukus, ditumis
            5. Buah-buahan : semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak menimbulkan gas seperti pepaya , pisang, jeruk, alpukat
            6. Lemak : margarin, mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas untuk menumis, mengoles dan setup
            7. Minuman : teh encer, sirup
            8. Bumbu : garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah tebatas

Sedangkan makanan yang tidak dianjurkan adalah :
            1. Sumber karbohidrat : beras ketan, beras tumbuk/merah, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan kue-kue lain yang manis dan gurih
            2. Sumber protein hewani : daging berserat kasar (liat), serta daging, ayam, ikan diawetkan, telur mata sapi, didadar
            3. Sumber protein nabati : Kacang merah serta kacang-kacangan kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang tolo
            5. Sayuran : sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun katuk, daun pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, apre serta semua sayuran yang dimakan mentah
            6. Buah-buahan : buah-buahan yang dimakan dengan kulit seperti apel, jambu biji, pr serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari; buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka
            7. Lemak : minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan
            8. Minuman : kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol
            9. Bumbu : cabe dan merica
·       Diet Modifikasi Harus Memberikan semua nutrisi penting
Energi
Dianjurkan untuk meningkatkan asupan energi dengan 10-20% karena kenaikan suhu tubuh. Awalnya, selama tahap akut, pasien mungkin dapat hanya mengkonsumsi 600-1200kcal/day, tetapi asupan energi harus berangsur-angsur meningkat dengan pemulihan dan toleransi ditingkatkan.
Protein
Kebutuhan protein lebih terkait dengan keparahan dan durasi infeksi daripada ketinggian demam. Karena ada kerusakan jaringan yang berlebihan, asupan protein harus ditingkatkan untuk 1,5 sampai 2gm protein / kg / berat badan / hari. Untuk meminimalkan kehilangan jaringan, makanan protein nilai biologis tinggi seperti susu dan telur harus digunakan secara bebas karena mereka yang paling mudah dicerna dan diserap. Untuk mencapai hal ini, makan secara teratur harus ditambah dengan minuman protein tinggi.
Carbohydrares
Asupan karbohidrat liberal disarankan untuk mengisi toko glikogen habis tubuh. Mudah dicerna, karbohidrat juga dimasak seperti pati sederhana, glukosa, madu, gula tebu dll harus dimasukkan karena mereka memerlukan pencernaan lebih sedikit dan berasimilasi dengan baik.
Diet Serat
Sebagai gejala tipus termasuk diare dan lesi di saluran usus, segala bentuk iritasi harus dihilangkan dari diet. Semua serat, kasar menjengkelkan harus, karena itu akan dihindari dalam diet, karena merupakan iritan mekanik.
Lemak
Karena adanya diare, emulsi lemak bentuk seperti krim, mentega, susu, kuning telur, harus dimasukkan dalam diet, karena mereka mudah dicerna. Makanan yang digoreng yang sulit untuk dicerna harus dihindari.
Mineral
Karena hilangnya elektrolit yang berlebihan seperti sup natrium, kalium dan klorida asin, kaldu, jus buah, susu harus dimasukkan untuk mengkompensasi hilangnya elektrolit. Suplemen zat besi harus diberikan untuk mencegah anemia.
Vitamin
Karena infeksi dan demam resultants, ada kebutuhan untuk meningkatkan asupan Vitamin A dan C.
Cairan
Dalam rangka untuk mengkompensasi kerugian melalui kulit dan keringat dan juga untuk memastikan volume yang memadai urin untuk mengeluarkan limbah, asupan cairan liberal sangat penting dalam bentuk minuman, sup, jus, air biasa dll
Jadi energi yang tinggi, protein tinggi, diet cairan penuh dianjurkan di awal dan segera setelah demam turun, serat, hambar rendah, diet lunak harus diberikan kepada pasien.
Tipes atau thypus adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia (tidak menyerang usus).

Selasa, 01 November 2011

materi biomekanika

BIOMEKANIKA
  •   Pengukuran
          proses untuk menyatakan kuantitas dari suatu obyek dengan cara membandingkan dengan satuan tertentu  
  •   Proses pengukuran
          1. Hanya sekali
              pengukuran dilakukan hanya sekali dalam waktu yang sama
               contoh: mengukur potensial aksi sel yaraf
                             megukur subtansi asing yang dikeluarkan ginjal
          2. Berulang
              pengukuran dilakukan secara berulang dalam waktu yang sama
              contoh: mengukur suhu tubuh, denyut nadi, tekanan darah

        Kesalahan duga dari hasil pengukuran
False positif
          kesalahan menduga obyek/seseorang dalam keadaan buruk/ menderita sakit tertentu tetapi kenyataannya baik/tidak sakit
False negatif
          kesalahan menduga obyek/seseorang dalam keadaan baik/tidak sakit tetapi kenyataannya buruk/menderita sakit tertentu
Meminimalkan false + dan false -:
1.    Dalam melakukan dan membaca hasil pengukuran harus teliti
2.    Melakukan pengukuran berulang
3.    Menggunakan alat yang sesuai & masih dalam keadaan baik
4.    Membandingkan hasil pengukuran dengan riwayat keadaan suatu objek/ kesehatan seseorang

        HUKUM-HUKUM DALAM BIOMEKANIKA
§  Hukum Newton 1
          benda cenderung diam, akan bergerak jika ada gaya yang mengenai benda tersebut
§  Hukum Newton 2
          jika ada gaya yang mengenai suatu benda maka benda akan bergerak dan mengalami percepatan dimana arah percepatan sama dengan arah gaya
§  Hukum Newton 3
          jika ada 2 benda A & B maka benda A akan memberikan gaya sebesar F1 pada benda B dengan & benda B juga akan memberikan gaya sebesar F2 pada benda A dimana besarnya F1=F2 tetapi arahnya berlawanan

GAYA YANG BEKERJA PADA TUBUH
n Gaya dalam tubuh
          gaya yang tanpa disadari dan tidak dapat dirasakan
          contoh: gaya pada otot jantung saat memompa darah, gaya pada paru-paru saat respirasi
n Gaya pada tubuh
          gaya yang disadari dan dapat dirasakan
          contoh: gaya tarik, gaya dorong
Sifat gaya pada tubuh:
n Statis
          jumlah gaya ke segala arah adalah konstan
          contoh: gaya pada sistem otot dan tulang
n Dinamis
          gaya ke segala arah selalu berubah
          contoh: gaya mendorong

PENGGUNAAN GAYA PADA KLINIK
Penggunaan gaya pada klinik untuk sistem traksi
         Posisi vertikal
          contoh: traksi pada leher
         Posisi horizontal
          contoh: traksi pada leher, traksi pada kulit, traksi pada tulang
         Posisi membentuk sudut
          contoh: traksi pada kaki, traksi pada kepala


Rabu, 12 Oktober 2011

bayi tabung


Sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi, program bayi tabung memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan. Apa sajakah itu? Anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya, tak semua pasutri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Data menunjukkan, 11-15 persen pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan, baik karena kurang subur (subfertil) atau tidak subur (infertil).

Kini, seiring makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran, sebagian besar dari penyebab infertilitas (ketidaksuburan) telah dapat diatasi dengan pemberian obat atau operasi. Namun, sebagian kasus infertilitas lainnya ternyata perlu ditangani dengan teknik rekayasa reproduksi, misalnya inseminasi buatan, dan pembuahan buatan seperti tandur alih gamet intra-tuba, tandur alih zigot intra-tuba, tandur alih pronuklei intra-tuba, suntik spermatozoa intra-sitoplasma, dan fertilisasi in vitro. Nah, yang disebut terakhir (fertilisasi in vitro/FIV), lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung. Ini merupakan salah satu teknik hilir pada penanganan infertilitas.

Teknik ini dilakukan untuk memperbesar kemungkinan kehamilan pada pasutri yang telah menjalani pengobatan fertilitas lainnya, namun tidak berhasil atau tidak memungkinkan. Artinya, FIV merupakan muara dari penanganan infertilitas. Dalam FIV, spermatozoa suami dipertemukan dengan ovum (sel telur) istrinya di luar tubuh hingga tercapai pembuahan. Menurut Prof Dr Ichramsjah A Rachman SpOG(K), spesialis obstetri dan ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), kehamilan akan terjadi jika semua alat reproduksi berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya, jika salah satu alat reproduksi tidak berfungsi, misalnya saluran tuba sang istri mengalami penyumbatan sehingga menghalangi masuknya sperma, maka hal ini bisa menyebabkan sperma dan sel telur tidak bertemu. ''Jika ini yang terjadi, bagaimana bisa terjadi kehamilan. Nah, biasanya karena alasan ini pasutri memutuskan untuk mengikuti program ini (bayi tabung),'' kata Ichramsjah.

Bertahap
Program bayi tabung ini dilakukan secara bertahap. Dimulai dengan pendaftaran diri oleh pasutri yang berminat mengikuti program ini. Pada tahap ini, peserta biasanya melakukan konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Setelah itu, penanganan akan dilanjutkan oleh dokter spesialis dari tim FIV untuk menentukan waktu pelaksanaan program. Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan awal terhadap pasutri, yang meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium. Untuk suami, pemeriksaan fisik meliputi perkembangan seksual dan ciri-ciri seks sekunder, pemeriksaan organ reproduksi lain, kemampuan ereksi, dan ejakulasi.

Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium mencakup pemeriksaan darah dan urin lengkap untuk menilai ada tidaknya penyakit-penyakit yang bisa mempengaruhi keberhasilan program, misalnya saja penyakit kencing manis (diabetes mellitus), penyakit hati, penyakit tiroid, penyakit ginjal, HIV (jika ada petunjuk ke arah itu), sindrom antifosfolipid, serta infeksi TORSH-KM (toksoplasma, rubella, sitomegalus, herpes, klamidia, mikoplasma). Sementara pemeriksaan pada pihak istri meliputi pemeriksaan perkembangan seksual (payudara dan sebaran rambut), pemeriksaan organ reproduksi, dan pemeriksaan laboratorium (sama seperti yang dilakukan suami). Pada pemeriksaan organ reproduksi, dokter biasanya akan dibantu oleh sejumlah alat canggih seperti ultrasonografi, histeroskopi, dan laparoskopi.

Dengan alat-alat itu, tim dokter bisa melihat keadaan rahim, serta bentuk dan potensi saluran telur. Selain pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, istri juga menjalani pemantauan ovulasi. Setelah semua tahap awal selesai dan tidak ditemukan kelainan, maka pasutri ini siap menjalani tahap berikutnya, yaitu mempertemukan sel telur dan sperma dengan menggunakan cawan biakan dibantu mikroskop khusus. Ini semua dilakukan di laboratorium dengan pengawasan yang ketat, sampai terjadinya pembuahan dan perkembangan awal embrio. Pengawasan yang ketat itu dilakukan agar embrio yang masih sensitif tersebut terjaga dari segala macam bentuk gangguan, misalnya saja bau cat, parfum, atau lainnya. Seperti dijelaskan oleh dokter HR Nurhidayat Kusuma SpOG, spesialis obstetri dan ginekologi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya, Jakarta Selatan, sel telur yang sudah dibuahi dibiarkan 2-3 hari dalam pengeram (inkubator) agar membelah diri menjadi 4-8 sel. Setelah itu, embrio dimasukkan ke dalam rahim, dan proses perkembangan embrio selanjutnya berlangsung seperti kehamilan biasa. Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan.

Hal ini tentu patut dipertimbangkan oleh pasutri yang menginginkan anak dan berniat mengikuti program ini. Keunggulan program bayi tabung adalah dapat memberikan peluang kehamilan bagi pasutri yang sebelumnya menjalani pengobatan infertilitas biasa, namun tidak pernah membuahkan hasil. Sedangkan kelemahan dari program ini adalah tingkat keberhasilannya yang belum mencapai 100 persen. Di Indonesia misalnya, tingkat keberhasilan tertinggi program bayi tabung dicapai oleh Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta, yaitu 50 persen. Sedangkan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mencapai 30-40 persen. Kelemahan lainnya adalah, rentang waktu untuk mengikuti program ini cukup lama dan memerlukan biaya yang mahal, berkisar antara 35 juta rupiah - 40 juta rupiah. Satu hal lagi, program ini sering kali tak bisa sekali jadi, sehingga perlu diulang. Selain di Jakarta, program bayi tabung juga sudah bisa dilakukan di beberapa kota lain di Indonesia misalnya, Surabaya (RS Budi Mulya dan RS Dr Soetomo), juga Semarang, dan Yogyakarta. ( mg04 )


http://www.blogdokter.net/2010/03/21/bayi-tabung/
Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF) adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung di dalam saluran tuba.
Proses yang berlangsung di laboratorium ini dilaksanakan sampai menghasilkan suatu embrio yang akan ditempatkan pada rahim ibu. Embrio ini juga dapat disimpan dalam bentuk beku (cryopreserved) dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan.
Bayi tabung merupakan pilihan untuk memperoleh keturunan bagi ibu ibu yang memiliki gangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang telah matang akan dilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba fallopi) untuk selanjutnya menunggu sel sperma yang akan membuahi. Jika terdapat gangguan pada saluran tuba maka proses ini tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya.
Bayi tabung pertama yang lahir ke dunia adalah Louise Joy Brown pada tahun 1978 di Inggris.
http://bayi-tabung.com/definisi-bayi-tabung/

Sering kali kita mendengar ‘ikut bayi tabung aja…’ atau ’anaknya dia dari hasil bayi tabung’. Apa sih sebenarnya definisi atau pengertian bayi tabung itu? Apakah ini adalah cara untuk mendapatkan anak?
Kalau dilihat dari kata ‘bayi’ & ‘tabung’, mungkin bayi tabung berarti bayi dari hasil pembuahan di tabung. Ada juga yang bilang bayi tabung adalah bayi dari hasil tabungan … memang benar juga sih soalnya proses bayi tabung itu tidak murah alias menguras kantong.
Tetapi bayi tabung itu sebenarnya adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita, dalam istilah kerennya in vitro vertilization (IVF).
In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas (nah nyambung juga kan dengan kata tabung). Dan vertilization adalah bahasa Inggrisnya pembuahan.
Dalam proses bayi tabung atau IVF, sel telur yang sudah matang (seperti masak telur saja ya) diambil dari indung telur lalu dibuahi dengan sperma di dalam sebuah medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke dalam rahim dengan harapan dapat berkembang menjadi bayi

Teknologi reproduksi kini telah menembus berbagai metode canggih untuk menolong pasangan yang kesulitan mendapatkan keturunan. Gebrakan pertama terjadi saat metode "bayi tabung" pertama melahirkan Louise Brown asal Inggris pada 1978. Setelah itu, banyak teknik lain yang lebih mengagumkan berturut-turut ditemukan, termasuk metode penyuntikan satu sperma terhadap satu sel telur secara in vitro.

Setelah menunggu delapan tahun, akhirnya Rina (nama samaran) berhasil melahirkan seorang bayi mungil berkat bantuan teknologi rekayasa reproduksi in vitro atau lebih populer disebut "bayi tabung".

Ia bahagia sekali saat diberi tahu dirinya berhasil mengandung. Semula suaminya sempat putus asa karena hasil laboratorium menunjukkan, pada cairan maninya tidak ditemukan sperma. Namun, berkat kecanggihan teknologi reproduksi, pasangan ini berhasil menimang bayi laki-laki sehat melalui penyuntikan sel mani suami ke sel telur istrinya secara in vitro.

Seorang wanita Inggris bahkan mengalami kasus yang lebih unik. Suaminya dinyatakan menderita kanker pada testisnya dan organ ini harus dibuang. Padahal, keduanya sangat ingin mendapatkan keturunan. Betapa cemasnya mereka, sebab lima tahun sebelumnya, testis yang satu sudah dibuang karena penyakit yang sama. Karena tak sempat mengekstraksi sperma menjelang operasi kedua, maka testis yang sudah dipotong segera dikirim ke klinik pelayanan fertilitas di Aldridge untuk diambil spermanya dan dibekukan.

Berkat teknik yang sama, akhir Juni lalu wanita itu dikabarkan berhasil mengandung. Calon bayinya bahkan diduga kembar. Kebahagiaan bertambah ketika suaminya dinyatakan sembuh dari kanker.

Dengan semakin meningkatnya jumlah pasangan tidak subur pada 30 tahun terakhir, khususnya di negara-negara industri, para ahli di negara-negara seperti Amerika, Inggris, dan Australia, terus mencari teknik yang dapat membantu pasangan tak subur. Jumlah kasus pasangan tak subur diperkirakan sekitar 15% di dunia maupun di Indonesia.

Penyebab infertilitas bermacam-macam, bisa akibat tersumbatnya saluran sel telur pada istri (35%), masalah antibodi, lendir mulut rahim tidak normal, endometriosis, problem sperma suami, dll.

20 tahun teknik bayi tabung


Teknik bayi tabung sempat mencatat keberhasilan luar biasa dan menggemparkan dunia. Metode yang diprakarsai sejumlah dokter Inggris ini berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada 1978. Sebelum itu, untuk menolong pasangan suami-istri tak subur digunakan teknik inseminasi buatan, yakni penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%.

Pada teknik in vitro yang melahirkan Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri dengan obat khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya "dipanen". Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina).

Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi.

Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, IVF pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.

Semakin canggih saja
Sukses besar teknik IVF konvensional ternyata masih belum memuaskan dunia kedokteran, apalagi kalau mutu dan jumlah sperma yang hendak digunakan kurang. Maka dikembangkanlah teknik lain seperti PZD (Partial Zona Dessection) dan SUZI (Subzonal Sperm Intersection). Pada teknik PZD, sperma disemprotkan ke sel telur setelah dinding sel telur dibuat celah untuk mempermudah kontak sperma dengan sel telur. Sedangkan pada SUZI sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur. Namun, teknik pembuahan mikromanipulasi di luar tubuh ini pun masih dianggap kurang memuaskan hasilnya.

Sekitar lima tahun lalu Belgia membuat gebrakan lain yang disebut ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection). Teknik canggih ini ternyata sangat tepat diterapkan pada kasus mutu dan jumlah sperma yang minim. Kalau pada IVF konvensional diperlukan 50.000 - 100.000 sperma untuk membuahi sel telur, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas nomor wahid. Melalui pipet khusus, sperma disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga dinilai bagus. Langkah selanjutnya mengikuti cara IVF konvensional. Pada teknik ini jumlah embrio yang ditanamkan cuma 1 - 3 embrio. Setelah embrio berhasil ditanamkan dalam rahim, si calon ibu tinggal di rumah sakit selama satu malam.

Di Indonesia, menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas MELATI-RSAB Harapan Kita, ICSI sudah diterapkan sejak 1995 dan berhasil melahirkan anak yang pertama pada Mei 1996. Dengan teknik ini keberhasilan bayi tabung meningkat menjadi 30 - 40%, terutama pada pasangan usia subur.

Berdasarkan pengalaman, menurut dr. Muchsin, peluang terjadinya embrio pada teknologi bayi tabung sekitar 90%, di antaranya 30 - 40% berhasil hamil. Namun, dari jumlah itu, 20 - 25% mengalami keguguran. Sedangkan wanita usia 40-an yang berhasil melahirkan dengan teknik in vitro hanya 6%. Karena rendahnya tingkat keberhasilan dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan pasien, teknik ini tidak dianjurkan untuk wanita berusia 40-an.

Pasangan yang masuk program MELATI tidak harus mengikuti program IVF. Teknik ini hanya ditawarkan kalau setelah diusahakan dengan cara lain, tidak berhasil. Sebelum mengikuti program ini pun pasutri diminta mengikuti ceramah dan menerima penjelasan semua prosedurnya agar diikuti dengan mantap.

Biaya mengikuti program IVF memang tidak murah. Pada akhir 1980-an biayanya sekitar Rp 5 juta. Kini, berkisar antara Rp 13,5 juta - Rp 18 juta. Harga obat suntik perangsang indung telur saja sudah naik hampir empat kali lipat. Padahal, suntikan yang dibutuhkan selama dua minggu mencapai 45 ampul.

Selain RSAB Harapan Kita, Jakarta, teknik IVF juga sudah diterapkan di FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Surabaya), dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RS Dr. Sardjito (Yogyakarta).

Kalau sperma kosong
Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan sperma dengan teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis. Tekniknya ada dua, MESA (Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada MESA, sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis). Sedangkan pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik sperma. Setelah sperma diambil, dipilih yang paling baik. Selanjutnya, dilakukan langkah-langkah menurut prosedur ICSI. Teknik ini juga sudah diterapkan di RSAB Harapan Kita sejak 1996 dan telah berhasil melahirkan dua anak.

Seperti di negara lain, sejak 1992 Indonesia sudah melakukan simpan beku embrio. Perangsangan indung telur wanita pada prosedur bayi tabung memungkinkan terbentuknya banyak embrio. Tidak mungkin semua embrio ditransfer ke dalam rahim pada saat bersamaan. Embrio yang untuk sementara tidak digunakan dapat disimpan dengan cara kriopreservasi, yang selanjutnya disimpan dalam tabung berisi cairan nitrogen pada suhu 196oC di bawah nol derajat. Kapasitas tabung sekitar 100 embrio.

Simpan beku embrio ini menghemat biaya karena pasangan tidak perlu lagi mengulang proses pengerjaan dari awal lagi bila embrio berikutnya perlu ditanamkan kembali. Tidak seperti di Barat, embrio ataupun sperma yang tersimpan beku di Indonesia hanya diperuntukkan bagi pasutri yang bersangkutan.

Salah satu contoh keberhasilan teknik penyimpanan embrio bisa ditemukan di Belgia. Baru-baru ini lahir seorang bayi laki-laki sehat hasil penanaman embrio yang sudah dibekukan selama 7,5 tahun dari pasangan lain (anonim). Bayi yang dibantu kelahirannya oleh dr. Michael Vermesh ini beratnya 4 kg. Daya tahan embrio yang dibekukan bisa puluhan tahun dan tetap bisa menjadi bayi sehat.

Teknologi reproduksi in vitro ternyata sangat membantu pasangan yang mengalami gangguan reproduksi. Mengupayakan pasutri agar bisa mempunyai anak sungguh merupakan perbuatan mulia dan membahagiakan, sekalipun pembuahannya dilakukan di laboratorium. Seperti halnya Louise Brown, mungkin banyak anak yang dilahirkan melalui teknik ini ikut bersyukur bahwa kedua orang tuanya mengikuti program itu. (Nanny Selamihardja)
http://yudhim.blogspot.com/2008/09/bayi-tabung.html