Jumat, 10 Februari 2012

malah jantung koroner


“PENYAKIT JANTUNG KORONER”
Makalah Bahasa Indonesia



Disusun oleh:

Muhammad Ali Mahfudh
P27220011083
IB



POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
DIII KEPERAWATAN
2012


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama di negara maju. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK. sehingga upaya pencegahan harus bersifat multifaktorial juga. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting pada penanganan PJK. Oleh sebab itu mengenal faktor-faktor risiko sangat penting dalam usaha pencegahan PJK, baik pencegahan primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai risiko tinggi, sedangkan pencegahan sekunder merupakan suatu upaya untuk mencegah memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita.
Penyakit Jantung koroner sendiri adalah penyakit jantung yang menyangkut gangguan dari pembuluh darah koroner yang dalam mengenal dan menanganinya membutuhkan perhatian dan pengenalan dari faktor resiko yang ada pada penderita serta tindakan yang segera dapat diambil terhadap penderita tersebut dalam waktu yang singkat agar tidak terjadi komplikasi yang dapat membawa akibat yang tidak di inginkan. Dengan memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan infark miokard dapat ditanggulangi sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih buruk.
Mengenal faktor resiko PJK sangat penting dalam usaha pencegahan PJK merupakan salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PJK untuk menurunkan resiko dan kematian akibat PJK yaitu dengan cara mengendalikan faktor resiko PJK. Faktor resiko utama PJK adalah: hipertensi, hiperkolesterolemi, dan merokok dimana merupakan faktor yang dapat dikontrol dan bersifat reversible. jeniskelamin, keturunan(bersifat Irreversibel), umur, geografis, diet, obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan masa (bersifat reversibel). Dengan mengatur, berhenti merokok dan perubahan hipertensi yang efektif, dapat menurunkan resiko dan kematian akibat PJK. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian yang berjudul “ Penyakit Jantung Koroner”.

B.     Tujuan Penulisan
1.             untuk mengetahui anatomi jantung
2.             Untuk mengetahui pengertian jantung koroner dan gejala-gejala yang dialami penderita penyakit jantung koroner.
3.             Untuk mengetahui faktor risiko yang dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
4.             Untuk mengetahui pencegahan penyakit jantung koroner.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Anatomi Jantung
Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epicardium, miokardium dan endokardium. Jantung normal yang dibungkus oleh perikardium terletak pada mediastinum medialis dan sebagian ditutup oleh paru. Bagian depan dibatasin oleh sternum dan iga 3, 4, dan 5. hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diagfragma miring kedepan kiri dan apeks kordis nerada paling depan dalam rongga dada. Apek dapat di raba pada sela iga 4 – 5 dekat garis medio klavikule kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta desendens, arteri pulmonal dan vena cava superior. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada usia, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.
Jantung terdiri dari 4 ruangan atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.
a.    Atrium kanan
Darah vena mengalir kedalam jantung (atrium kanan) melalui vena kava inferior dan vena kava superior, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Kemudian selama fase diastol darah dalam atrium kanan akan mengalir ke dalam ventrikel kanan melewati katup trikuspid.
Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depan dibanding ventrikel kanan dan atrium kiri. Pada bagian antero-superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang disebut aurikel. Kedua vena kava bermuara pada tempat yang berbeda, vena kava superior bermuara pada dinding supero posterior, sedangkan vena kava inferior bermuara pada infero latero posterior. Pada vena kava inferior terdapat katup rudimenter yang disebut katup Eustachii. Septum interatrial terletak pada postero-inferior dinding media atrium kanan.Pada pertengahan septum terdapat lekukan dangkal yang berbentuk lonjong yang disebut fosa ovalis, yang mempunyai lipatan tetap dibagian anterior dan disebut dengan limbus fosa ovalis. Sinus koronarius, yang memampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium kanan, terletak antara vena kava inferior dan katup trikuspid. Pada muara sinus koroner terdapat lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut katup Thebessi. Pada atrium kanan juga terdapat nodus sumber listrik jantung yaitu nodus sino atrial, terletak pada pinggir lateral pertemuan antara vena kava superior dan aurikel, tepat dibawah sulkus terminalis. Sedangkan nodus artium – ventrikular (AV nodes) terletak pada antero-medial di bawah katup trikuspid.
b.   Ventikel kanan
Terletak tepat di bawah manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel kiri dan di media atrium kiri. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel kanan (Right ventricular inflow tract) dibatasin oleh katup trikuspid, trabekel anterior dan dinding inferior ventrikel kanan. Katub trikuspid melindungi osteum antrioventrikulare, terdiri dari tiga cupis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa yang meliputi kupis anterior septalis dan inferior(posterior). Basisi kupis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada korda tendinae. Sedangkan alur keluar ventrikel kanan (Right ventricular outflow tract) berbentuk tabung yang berdinding licin terletak dibagian superior venterikel kanan yang disebut infundibulum atau konus arteriosus. Katub trungkus pulmonalis melindungi ostium trungkus pulmonalis dan terdiri dari tiga katup semilunaris dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa.
c.    Atrium kiri
          Atrium kiri menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding posterro superior atau postero lateralis, masing-masing sepasang vena kanan dan vena kiri. Letak atrium kiri adalah di postero superior dari ruang jantung lain, sehingga pada foto toraks tidak tampak terlihat. Endokardiumnya licin dan otot pektinatus hanya ada pada aurikel.
d.   Ventrikel kiri
Bagian kiri mengarah ke antero inferior kiri menjadi apeks kordis. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal dari dinding ventrikel kanan (tekanan di ventrikel kiri enam kali lebih tinggi dari ventrikel kanan).
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui katup mitralis, yang melindungi ostium atrioventrikulare. Terdiri dari dua cupis, cupis anterior dan cupis posterior. Cupis anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventrikuar dan ostium aorta.
Ventrikel kiri berhubungan dengan aorta melalui katup aorta, melindungi ostium aorta. Satu kupis terletak di anterior (Valva semilunaris dextra) dan dua kupis terletak di dinding posterior (valvula semilunaris sinistra dan posterior). Di belakang setiap kupis dinding aorta menonjol membentuk sinus aorta. Sinus aorta antrior merupakan tempat keluarnya arteri koroner kanan dan sinus posterior sinistra tempat keluarnya arteri koroner kiri.
e.    Vaskularisasi Jantung
Jantung mendapat vaskularisasi dari arterie coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat diatas valva aortae. Arteri coronaria dan percabangan utama terdapat dipermukaan jantung, terletak di dalam jaring ikat subepicardial
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aorta dan berjalan ke depan di antara trunkus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir ventrikel di dalam sulcus atrio-ventrikulare dextra.  


B.      Pengertian dan Gejala Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) memang bukan hal asing bagi masyarakat indonesia, bahkan dewasa ini banyak korban meninggal akibat penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung / arteri coronaria (Departemen Kesehatan, 1996).
Gejala penyakit jantung koroner biasa berbeda pada setiap orang. Sebuah serangan jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Ada beberapa gejala yang lebih spesifik (www.wekipedia.com, 2010), antara lain:
a.    Nyeri.
 Jika otot tidak mendapatkan cukup darah  maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang sehingga menyebabkan nyeri. Beberapa orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (silent ischemia).
b.   Sesak Nafas.
Hal ini  merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak nafas merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru (edema pulmoner)
c.    Kelelahan atau Kepenatan.
Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan
d.   Palpitasi (jantung berdebar-debar)
e.    Pusing dan Pingsan.
 Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing bahkan pingsan.

C.     Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Sebenarnya faktor risiko penyakit jantung koroner banyak sekali tetapi kebanyakan masyarakat tidak mengetahuinya. Masyarakat beranggapan bahwa penyakit jantung koroner hanya disebabkan oleh kebiasaan merokok, stres dan adanya penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, padahal banyak faktor pemicu penyakit jantung koroner. Menurut Departemen Kesehatan (1996:58) faktor risiko jantung koroner yaitu:

a.    Umur
Artherosclerosis adalah penyakit pada usia pertengahan. Meskipun tanda-tanda awal mungkin timbul pada masa anak anak. Manifestasi klinik biasanya tidak nampak sampai klien berumur 40-50 tahun.
b.   Jenis Kelamin
Insiden penyakit kardiovaskuler tinggi pada laki-laki sampai 65 tahun. Hal ini banyak berkaitan dengan kadar estrogen yang tinggi pada wanita masa pre menopause. Hal ini mungkin erat hubungannya estrogen dengan kepekatan lipoprotein yang mempunyai hubungan timbal balik dengan penyakit artheroscerosis dan iskhemik jantung.
c.    Riwayat Penyakit
Riwayat keluarga merupakan faktor resiko yang penting untuk predisposisi penyakit jantung. Diabetes militus, kelainan lemak familier dan hipertensi adalah risiko yang diwariskan pada penyakit jantung. Hal ini diyakini bahwa riwayat keluarga mungkin lebih banyak hubungannya dengan penyakit jantung dari pada penyakit jantung yang sifatnya perseorangan.
d.   Hipertensi
Hipertensi diketahui sebagai penyebab dari atherosclerosis dan ini berhubungan dengan risiko untuk terjadinya penyakit jantung ischemik. Mekanisme atherosclerosis tidak jelas, tetapi hal ini diyakini bahwa luka pada intima disebabkan oleh peningkatan jrak tekanan darah yang dapat mempercepat pembentukan plaque. adanya  atherosclerosis khususnya pada arteri koronaria, mengurangi suplai oksigen myocardial, sehingga orang tersebut mempunyai risiko untuk mengalami penyakit arteri koronaria  ( jantung koroner).
e.    Hiperlipidemia
Lemak dalam plasma misalnya kolestrol, trigliserida,phospolipid dan asam lemak dihasilkan dari sistesa endogen dalam hati dan dari pemasukan diet yang berlema. Hiperlipidemia menyebabkan peningkatan serum plasma lipid, cholestrol dan triglicerida ynag berhubungan dengan risiko terjadinya penyakit atherosclerosis.
f.     Merokok
Bahaya merokok disebabkan adanya nikotin dan karbon  monoksida. Nikotin merupakan vasokontriktor yang menyebabkan arteri menyempit oleh atherosklerosis. Nikotin juga membebaskan cathecolamine yang mempunyai efek terhadap ujung saraf adrenergik yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Karbon monoksida menurunkan kapasitas oksigen dalam darah dan menambah kerja jantung.
g.    Pola Hidup Menetap
 Ada hubungan yang nyata antara aktifitas dan perkembangan penyakit jantung. Umumnya hal ini diyakini bahwa sedikit perbedaan antara orang yang mempunyai aktifitas sedang dengan yang aktif. Orang yang aktif akan melakukan banyak aktifitas sehingga jantung mereka akan terlatih dan memperkecil resiko penyakit jantung koroner.
h.   Obesitas
Obesitas didefinisan sebagai kelebihan berat badan 20% di atas berat badan ideal. Meskipun tergantumg pada faktor risiko, obesitas akan menambah kerja jantung dan diketahui faktor risiko adanya hipertensi dan hiperlipidemia dan harus dicegah atau dihilangkan.
i.      Stress
Beberapa peneliti mengatakan, ada hubungan yang erat antara stress kerja dengan penyakit kardiovaskuler. Orang yang mengalami tekanan mental (sress) akan meningkarkan kerja jantung. Stress yang terjadi dalam jangka waktu yang lama mendukung untuk naiknya tekanan darah. Hal ini akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan penyakit lain yang berhubungan dengan hipertensi.
j.     Intolerensi Glukosa
Intolerensi glukosa merupakan cara yang digunakan untuk mengidentifikasikan yang menyokong risiko terjadinya penyakit jantung ischemik. Individu dengan kadar darah melebihi 120 mgr/100ml merupakan risiko ke dua untuk terjadinya penyakit jantung dan diabetes militus yang merupakan predisposisi untuk terjadinya penyakit jantung koroner.

k.   Kecanduan Alkohol
Efek dari alkohol terhadap sistem kardiovaskuler akan nampak sehubungan dengan penggunaan alkohol. Sebagai efek positif yang merupakan vasidilator, alkohol juga berkaitan dengan pengentalan lipoprotein yang dapat menurunkan myocardial dan mempercepat kegagalan jantung. Penggunaan alkohol yang terus menerus dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan keracunan jantung.
l.      Kafein
Kafein dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan terjadinya cardiac dysrhytmia, tachycardia dan extransystole. Oleh karena itu individu-individu disarankan untuk membatasi pemasukan kafein dalam minum kopi, teh atau beberapa minuman ringan seperti coklat.
m. Bahaya Lingkungan
Kontaminasi  yang ada pada makanan, udara, air dan obat-obatan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Meskipun bukan salah satu faktor penyebab, polusi lingkungan bisa menambah resiko total.

D.       Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat mematikan karena sudah  banyak korban yang meninggal akibat penyakit tersebut. Oleh sebab itu, pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan sedini mungkin.
Sebenarnya pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan mulai dengan hal-hal kecil yang umumnya kebanyakan orang malas untuk melakukannya, misalnya melakukan olah raga rutin minimal dua kali setiap minggu. Ada beberapa pencegahan yang dapat dilakukan(fkunhas.com, 2011), antara lain:
a.    Aktif melakukan kegiatan fisik artinya tidak bermalas-malasan. Kegiatan fisik ini tidak menuntut terlalu banyak, cukup setara dengan berjalan kaki minimal 30-40 menit setiap hari.
b.    Berhenti merokok, yang berarti mengurangi masuknya zat beracun ke dalam tubuh. Langkah ini dapat mengurangi risiko sakit jantung dan stroke sampai tingkat normal pada tahun-tahun setelah berhenti merokok.
c.    Mengendalian emosi sampai ke tingkat yang tidak berlebihan.
d.   Mengurangi berat badan sampai menjadi normal. Hal ini dapat mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif termasuk penyakit jantung.
e.    Memilih diit yang tepat dan seimbang, baik takaran, mutu maupun varietasnya.
f.     Melakukan olahraga secara teratur dengan intensitas, durasi dan frekuensi yang sesuai dengan tingkat-tingkat keperluan.
g.    Berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
h.    Bagi mereka yang telah menderita penyakit jantung koroner, dan memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah abnormal, kurang aktivitas dan kelebihan berat, penerapan pola hidup yang benar ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya infak
















BAB III
KESIMPULAN

Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu atrium kanan,ventrikel kanan,atrium kiri dan ventrikel kiri . Jantung terletak di atas diagfragma miring kedepan kiri dan apeks kordis nerada paling depan dalam rongga dada. Apek dapat di raba pada sela iga 4 – 5 dekat garis medio klavikule kiri. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada usia, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung  disebabkan oleh penumpukan kalsium atau lemak
Gejala penyakit jantung koroner ini biasanya penderita merasakan nyeri disekitar dada, sesak nafas, kelelahan jika melakukan aktifitas yang terlalu berat, jantung berdebar dan pusing atau pingsan.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner misalnya kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol, kelebihan berat badan, tekanan mental (stress)  dan adanya penyakit tekanan darah tinggi. Sebenarnya faktor-faktor pemicu penyakit jantung koroner tersebut dapat dicegah dengan hal yang sederhana yaitu dengan merubah kebiasaan hidup yang salah. Pencegahan tersebut misalnya dengan berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol, mengatur pola makan yang seimbang serta melakukan olah raga rutin minimal dua kali selama satu minggu. Hal tersebut dapat memperkecil terjadinya penyakit jantung koroner.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_jantung. Diakses tanggal 12 November 2011.
Masud, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler.Jakarta: EGC
Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996.Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.Jakarta: EGC.