“PENYAKIT
JANTUNG KORONER”
Makalah
Bahasa Indonesia
Disusun oleh:
Muhammad Ali Mahfudh
P27220011083
IB
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
DIII KEPERAWATAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan
problem kesehatan utama di negara maju. Banyak faktor yang mempengaruhi
terjadinya PJK. sehingga upaya pencegahan harus bersifat multifaktorial juga. Pencegahan
harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan faktor-faktor risiko
PJK dan merupakan hal yang cukup penting pada penanganan PJK. Oleh sebab itu mengenal
faktor-faktor risiko sangat penting dalam usaha pencegahan PJK, baik pencegahan
primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang
sehat tetapi mempunyai risiko tinggi, sedangkan pencegahan sekunder merupakan
suatu upaya untuk mencegah memburuknya penyakit yang secara klinis telah
diderita.
Penyakit Jantung koroner sendiri adalah penyakit
jantung yang menyangkut gangguan dari pembuluh darah koroner yang dalam mengenal
dan menanganinya membutuhkan perhatian dan pengenalan dari faktor resiko yang ada pada penderita
serta tindakan yang segera dapat diambil terhadap penderita tersebut dalam
waktu yang singkat agar tidak terjadi komplikasi yang dapat membawa akibat yang tidak di
inginkan. Dengan memperhatikan berbagai aspek yang berkaitan infark miokard
dapat ditanggulangi sehingga terhindar dari komplikasi yang lebih buruk.
Mengenal faktor resiko PJK sangat penting dalam usaha pencegahan PJK merupakan
salah satu usaha yang cukup besar peranannya dalam penanganan PJK untuk
menurunkan resiko dan kematian akibat PJK yaitu dengan cara mengendalikan
faktor resiko PJK. Faktor resiko utama PJK adalah: hipertensi, hiperkolesterolemi,
dan merokok dimana merupakan faktor yang dapat dikontrol dan bersifat
reversible. jeniskelamin, keturunan(bersifat Irreversibel), umur, geografis, diet, obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan
hidup lainnya, stress, perubahan sosial dan perubahan masa (bersifat reversibel). Dengan mengatur,
berhenti merokok dan perubahan hipertensi yang efektif, dapat menurunkan resiko
dan kematian akibat PJK. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan
penelitian yang berjudul “ Penyakit Jantung Koroner”.
B.
Tujuan Penulisan
1.
untuk
mengetahui anatomi jantung
2.
Untuk
mengetahui pengertian jantung koroner dan gejala-gejala yang
dialami penderita penyakit jantung koroner.
3.
Untuk mengetahui faktor risiko yang
dapat memicu timbulnya penyakit jantung koroner.
4.
Untuk mengetahui pencegahan penyakit
jantung koroner.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Anatomi Jantung
Jantung terdiri dari tiga
lapisan yaitu epicardium, miokardium dan endokardium. Jantung normal yang dibungkus oleh perikardium
terletak pada mediastinum medialis dan sebagian ditutup
oleh paru. Bagian depan dibatasin
oleh sternum dan iga 3, 4, dan 5. hampir dua pertiga
bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median
sternum. Jantung terletak di atas diagfragma miring kedepan kiri dan apeks kordis nerada paling depan dalam rongga dada. Apek dapat di raba
pada sela iga 4 – 5 dekat garis medio klavikule kiri.
Batas kranial dibentuk oleh aorta desendens, arteri
pulmonal dan vena cava superior. Ukuran atrium
kanan dan berat jantung
tergantung pada usia, jenis kelamin, tinggi badan, lemak epikardium dan nutrisi seseorang.
Jantung terdiri dari 4 ruangan atrium
kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Belahan kanan dan kiri
dipisahkan oleh septum.
a. Atrium kanan
Darah
vena mengalir kedalam jantung (atrium kanan) melalui vena kava
inferior dan vena kava superior, yang tertampung selama fase sistol ventrikel.
Kemudian selama fase diastol darah dalam atrium kanan akan mengalir
ke dalam ventrikel kanan melewati katup trikuspid.
Secara anatomis atrium
kanan terletak agak ke depan dibanding
ventrikel kanan dan atrium kiri. Pada bagian antero-superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang disebut aurikel. Kedua vena kava bermuara pada tempat yang berbeda, vena kava superior
bermuara pada dinding supero posterior, sedangkan vena kava
inferior bermuara pada infero latero posterior. Pada vena kava inferior terdapat katup
rudimenter yang disebut katup Eustachii. Septum
interatrial terletak pada postero-inferior dinding media
atrium kanan.Pada pertengahan septum terdapat lekukan dangkal yang berbentuk lonjong yang
disebut fosa ovalis, yang mempunyai lipatan tetap dibagian
anterior dan disebut dengan limbus fosa ovalis. Sinus
koronarius, yang memampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada atrium kanan, terletak antara vena kava inferior dan
katup trikuspid. Pada muara sinus koroner terdapat
lipatan jaringan ikat rudimenter yang disebut katup Thebessi.
Pada atrium kanan juga terdapat nodus sumber listrik jantung
yaitu nodus sino atrial, terletak pada pinggir lateral pertemuan antara vena
kava superior dan aurikel, tepat dibawah sulkus terminalis.
Sedangkan nodus artium – ventrikular (AV nodes) terletak
pada antero-medial di bawah katup trikuspid.
b.
Ventikel kanan
Terletak tepat di bawah
manubrium sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada
di kanan depan ventrikel kiri dan di media atrium kiri. Secara
fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar.
Ruang alur masuk ventrikel kanan (Right ventricular inflow tract) dibatasin oleh katup trikuspid, trabekel
anterior dan dinding inferior ventrikel kanan. Katub trikuspid
melindungi osteum antrioventrikulare, terdiri dari tiga cupis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa
yang meliputi kupis anterior septalis dan
inferior(posterior). Basisi kupis melekat pada cincin fibrosa
rangka jantung sedangkan ujung bebas dan permukaan ventrikularnya dilekatkan pada korda tendinae. Sedangkan alur
keluar ventrikel kanan (Right ventricular outflow tract) berbentuk
tabung yang berdinding licin terletak dibagian superior
venterikel kanan yang disebut infundibulum atau konus
arteriosus. Katub trungkus pulmonalis melindungi ostium
trungkus pulmonalis dan terdiri dari tiga katup semilunaris dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa.
c.
Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah dari empat
vena pulmonal yang bermuara pada dinding
posterro superior atau postero lateralis, masing-masing sepasang vena kanan dan vena kiri. Letak atrium kiri adalah di postero superior dari
ruang jantung lain, sehingga pada foto toraks tidak
tampak terlihat. Endokardiumnya licin dan otot pektinatus
hanya ada pada aurikel.
d. Ventrikel kiri
Bagian kiri
mengarah ke antero inferior kiri menjadi apeks kordis. Dinding ventrikel kiri tiga kali lebih tebal dari dinding
ventrikel kanan (tekanan di ventrikel kiri enam kali
lebih tinggi dari ventrikel kanan).
Ventrikel
kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui katup mitralis, yang melindungi ostium atrioventrikulare. Terdiri dari
dua cupis, cupis anterior dan cupis posterior. Cupis
anterior lebih besar dan terletak antara ostium atrioventrikuar
dan ostium aorta.
Ventrikel
kiri berhubungan dengan aorta melalui katup aorta, melindungi ostium aorta. Satu kupis terletak di anterior (Valva semilunaris dextra) dan dua kupis terletak di dinding posterior (valvula
semilunaris sinistra dan posterior). Di belakang setiap kupis dinding aorta menonjol membentuk sinus aorta.
Sinus aorta antrior merupakan tempat keluarnya arteri
koroner kanan dan sinus posterior sinistra tempat
keluarnya arteri koroner kiri.
e. Vaskularisasi Jantung
Jantung
mendapat vaskularisasi dari
arterie coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari
aorta ascendens tepat diatas valva aortae. Arteri coronaria dan percabangan utama terdapat dipermukaan jantung, terletak di dalam
jaring ikat subepicardial
Arteria
coronaria dextra berasal dari sinus anterior aorta dan berjalan ke depan di antara trunkus pulmonalis dan auricula dextra.
Arteri ini berjalan turun hampir ventrikel di dalam
sulcus atrio-ventrikulare dextra.
B.
Pengertian dan Gejala Jantung Koroner
Penyakit
Jantung Koroner (PJK) memang bukan hal asing bagi masyarakat indonesia, bahkan
dewasa ini banyak korban meninggal akibat penyakit jantung koroner. Penyakit
jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau
penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung / arteri
coronaria (Departemen Kesehatan, 1996).
Gejala
penyakit jantung koroner biasa berbeda pada setiap orang. Sebuah serangan
jantung mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman
yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Ada beberapa gejala yang lebih spesifik
(www.wekipedia.com, 2010),
antara lain:
a.
Nyeri.
Jika otot tidak mendapatkan cukup darah
maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang sehingga menyebabkan nyeri. Beberapa
orang yang mengalami kekurangan aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama
sekali (silent ischemia).
Hal
ini merupakan gejala yang biasa ditemukan pada
gagal jantung. Sesak nafas merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam
rongga udara di paru-paru (edema pulmoner)
c.
Kelelahan atau Kepenatan.
Jika jantung tidak efektif memompa, maka
aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau
mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan
e.
Pusing dan Pingsan.
Penurunan aliran darah karena denyut atau
irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa
menyebabkan pusing bahkan pingsan.
C. Faktor
Risiko Penyakit Jantung Koroner
Sebenarnya faktor risiko penyakit jantung
koroner banyak sekali tetapi kebanyakan masyarakat tidak mengetahuinya.
Masyarakat beranggapan bahwa penyakit jantung koroner hanya disebabkan oleh
kebiasaan merokok, stres dan adanya penyakit penyerta seperti tekanan darah
tinggi, padahal banyak faktor pemicu penyakit jantung koroner. Menurut
Departemen Kesehatan (1996:58) faktor risiko jantung koroner yaitu:
a. Umur
Artherosclerosis adalah
penyakit pada usia pertengahan. Meskipun tanda-tanda awal mungkin timbul pada
masa anak anak. Manifestasi klinik biasanya tidak nampak sampai klien berumur
40-50 tahun.
b. Jenis Kelamin
Insiden penyakit kardiovaskuler
tinggi pada laki-laki sampai 65 tahun. Hal ini banyak berkaitan dengan kadar
estrogen yang tinggi pada wanita masa pre menopause. Hal ini mungkin erat
hubungannya estrogen dengan kepekatan lipoprotein yang mempunyai hubungan
timbal balik dengan penyakit artheroscerosis dan iskhemik jantung.
c. Riwayat Penyakit
Riwayat keluarga merupakan faktor
resiko yang penting untuk predisposisi penyakit jantung. Diabetes militus,
kelainan lemak familier dan hipertensi adalah risiko yang diwariskan pada
penyakit jantung. Hal ini diyakini bahwa riwayat keluarga mungkin lebih banyak
hubungannya dengan penyakit jantung dari pada penyakit jantung yang sifatnya
perseorangan.
d. Hipertensi
Hipertensi diketahui sebagai
penyebab dari atherosclerosis dan ini berhubungan dengan risiko untuk
terjadinya penyakit jantung ischemik. Mekanisme atherosclerosis tidak
jelas, tetapi hal ini diyakini bahwa luka pada intima disebabkan oleh
peningkatan jrak tekanan darah yang dapat mempercepat pembentukan plaque.
adanya atherosclerosis khususnya
pada arteri koronaria, mengurangi suplai oksigen myocardial, sehingga orang
tersebut mempunyai risiko untuk mengalami penyakit arteri koronaria ( jantung koroner).
e. Hiperlipidemia
Lemak dalam plasma misalnya
kolestrol, trigliserida,phospolipid dan asam lemak dihasilkan dari sistesa
endogen dalam hati dan dari pemasukan diet yang berlema. Hiperlipidemia
menyebabkan peningkatan serum plasma lipid, cholestrol dan triglicerida ynag
berhubungan dengan risiko terjadinya penyakit atherosclerosis.
f. Merokok
Bahaya merokok disebabkan adanya
nikotin dan karbon monoksida. Nikotin
merupakan vasokontriktor yang menyebabkan arteri menyempit oleh atherosklerosis.
Nikotin juga membebaskan cathecolamine yang mempunyai efek terhadap
ujung saraf adrenergik yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan
darah. Karbon monoksida menurunkan kapasitas oksigen dalam darah dan menambah
kerja jantung.
g. Pola Hidup Menetap
Ada hubungan yang nyata antara aktifitas dan
perkembangan penyakit jantung. Umumnya hal ini diyakini bahwa sedikit perbedaan
antara orang yang mempunyai aktifitas sedang dengan yang aktif. Orang yang
aktif akan melakukan banyak aktifitas sehingga jantung mereka akan terlatih dan
memperkecil resiko penyakit jantung koroner.
h. Obesitas
Obesitas didefinisan sebagai
kelebihan berat badan 20% di atas berat badan ideal. Meskipun tergantumg pada
faktor risiko, obesitas akan menambah kerja jantung dan diketahui faktor risiko
adanya hipertensi dan hiperlipidemia dan harus dicegah atau dihilangkan.
i. Stress
Beberapa peneliti mengatakan, ada hubungan
yang erat antara stress kerja dengan penyakit kardiovaskuler. Orang yang
mengalami tekanan mental (sress) akan meningkarkan kerja jantung. Stress yang
terjadi dalam jangka waktu yang lama mendukung untuk naiknya tekanan darah. Hal
ini akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan penyakit lain yang
berhubungan dengan hipertensi.
j. Intolerensi Glukosa
Intolerensi glukosa merupakan cara
yang digunakan untuk mengidentifikasikan yang menyokong risiko terjadinya
penyakit jantung ischemik. Individu dengan kadar darah melebihi 120 mgr/100ml
merupakan risiko ke dua untuk terjadinya penyakit jantung dan diabetes militus
yang merupakan predisposisi untuk terjadinya penyakit jantung koroner.
k. Kecanduan Alkohol
Efek dari alkohol terhadap sistem
kardiovaskuler akan nampak sehubungan dengan penggunaan alkohol. Sebagai efek
positif yang merupakan vasidilator, alkohol juga berkaitan dengan pengentalan
lipoprotein yang dapat menurunkan myocardial dan mempercepat kegagalan jantung.
Penggunaan alkohol yang terus menerus dalam jumlah yang banyak akan
mengakibatkan keracunan jantung.
l. Kafein
Kafein dalam jumlah berlebihan
dapat menyebabkan terjadinya cardiac dysrhytmia, tachycardia dan extransystole.
Oleh karena itu individu-individu disarankan untuk membatasi pemasukan kafein
dalam minum kopi, teh atau beberapa minuman ringan seperti coklat.
m. Bahaya Lingkungan
Kontaminasi yang ada pada makanan, udara, air dan
obat-obatan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler. Meskipun bukan salah
satu faktor penyebab, polusi lingkungan bisa menambah resiko total.
D.
Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan
penyakit yang sangat mematikan karena sudah
banyak korban yang meninggal akibat penyakit tersebut. Oleh sebab itu,
pencegahan penyakit jantung koroner dapat dilakukan sedini mungkin.
Sebenarnya pencegahan penyakit
jantung koroner dapat dilakukan mulai dengan hal-hal kecil yang umumnya
kebanyakan orang malas untuk melakukannya, misalnya melakukan olah raga rutin
minimal dua kali setiap minggu. Ada beberapa pencegahan yang dapat
dilakukan(fkunhas.com, 2011), antara lain:
a. Aktif
melakukan kegiatan fisik artinya tidak bermalas-malasan. Kegiatan fisik ini
tidak menuntut terlalu banyak, cukup setara dengan berjalan kaki minimal 30-40
menit setiap hari.
b. Berhenti
merokok, yang berarti mengurangi masuknya zat beracun ke dalam tubuh. Langkah
ini dapat mengurangi risiko sakit jantung dan stroke sampai tingkat normal pada
tahun-tahun setelah berhenti merokok.
c. Mengendalian
emosi sampai ke tingkat yang tidak berlebihan.
d. Mengurangi
berat badan sampai menjadi normal. Hal ini dapat mengurangi risiko berbagai
penyakit degeneratif termasuk penyakit jantung.
e. Memilih
diit yang tepat dan seimbang, baik takaran, mutu maupun varietasnya.
f. Melakukan
olahraga secara teratur dengan intensitas, durasi dan frekuensi yang sesuai
dengan tingkat-tingkat keperluan.
g. Berhenti
mengkonsumsi minuman beralkohol.
h. Bagi
mereka yang telah menderita penyakit jantung koroner, dan memiliki faktor
risiko seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah abnormal, kurang
aktivitas dan kelebihan berat, penerapan pola hidup yang benar ini akan
mengurangi kemungkinan terjadinya infak
BAB
III
KESIMPULAN
Jantung
terdiri dari 4 ruang yaitu atrium kanan,ventrikel kanan,atrium kiri dan
ventrikel kiri . Jantung terletak di
atas diagfragma miring kedepan kiri dan apeks kordis nerada paling depan dalam rongga dada. Apek dapat di raba
pada sela iga 4 – 5 dekat garis medio klavikule kiri. Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada usia, jenis kelamin, tinggi badan, lemak
epikardium dan nutrisi seseorang.
Penyakit jantung koroner
(PJK) merupakan suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan
pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung disebabkan oleh penumpukan kalsium atau lemak
Gejala penyakit jantung
koroner ini biasanya penderita merasakan nyeri disekitar dada, sesak nafas,
kelelahan jika melakukan aktifitas yang terlalu berat, jantung berdebar dan
pusing atau pingsan.
Banyak faktor yang dapat
menyebabkan penyakit jantung koroner misalnya kebiasaan merokok dan
mengkonsumsi alkohol, kelebihan berat badan, tekanan mental (stress) dan adanya penyakit tekanan darah tinggi.
Sebenarnya faktor-faktor pemicu penyakit jantung koroner tersebut dapat dicegah
dengan hal yang sederhana yaitu dengan merubah kebiasaan hidup yang salah.
Pencegahan tersebut misalnya dengan berhenti merokok dan mengkonsumsi alkohol,
mengatur pola makan yang seimbang serta melakukan olah raga rutin minimal dua
kali selama satu minggu. Hal tersebut dapat memperkecil terjadinya penyakit
jantung koroner.
DAFTAR
PUSTAKA
http://fkunhas.com/apa-artinya-memiliki-kolesterol-tinggi-20100723412.html.
Diakses pada tanggal 23 November 2011.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1836312-otot-terpenting-dalam-tubuh/.
Diakses pada tanggal 12 November 2011.
http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_jantung.
Diakses tanggal 12 November 2011.
Masud, Ibnu. 1996. Dasar-dasar Fisiologi
Kardiovaskuler.Jakarta: EGC
Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.
Jakarta: PT Gramedia.
Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996.Proses Keperawatan Pada Pasien
Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.Jakarta:
EGC.